MANAJEMEN KEUANGAN
PERUSAHAAN
1).Permodalan
Dalam Berwirausaha
a).Modal Usaha
Salah satu
pertanyaan yang sering diajukan oleh orang-orang yang yang ingin melakukan
usaha atau bisnis adalah masalah permodalan, bagaiman kita akan melakukan
kegiatan usaha kalau tidak memiliki modal karena mereka hanya mengartikan modal
itu sebatas dalam “Uang”. Sebenarnya
modal dalam melakukan bisnis tidak sebatas uang
dan dalam bentuk uang hanya 10 %
dari semua modal yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha. Sedangkan sisanya 90 % nya lagi adalah bentuk
lain seperti antara lain :
(1). Pengalaman ; pengalaman ni bisa digaunakan sebagai titik
sentral dalam berbisnis seperti
menciptakan peluang, melakukan survey pasar dan lain-lain.
(2). Pengetahuan ; pengetahuan ini adalah
ibaratnya rohnya bisnis atau merupakan
suatu peta
perjalanan, tanpa roh bisnis tidak
hidup dan tanpa peta bisnis yang kita
jalankan tanpa
arah.
(3).
Keterampilan ; keterampilan ini di ibaratkan sebagai mesin tanpa mesin atau
keterampilan
jalannya
bisnis akan sangat lamban.
(4).
Keberanian ; atau menghilangkan rasa takut dan
biasanya orang-orang tidak berani
untuk
memulai
bisnis karena takut akan rugi, bagaimana kita tahu hasilnya apabila belum pernah
dikerjakan.
(5). Konsep
bisnis ; konsep bisnis
di ibaratkan kompas
dalam sebuah kapal,
berlayar tanpa
Kompas
kapal akan teromabang ambing tanpa arah, dan disuatu
saat tinggal menunggu
dihempaskan oleh gelombang.
(6). Jaringa atau relasi ; jaringan atau relasi-relasi yang dimiliki
dapat merupakan dukungan
penambah
semangat dan ini merupakan modal yang sangat berarti.
(7). Spiritual
; spiritual ini
merupakan penambah gairah
atau semangat, misalnya dengan
memohon doa restu dari orang-orang yang
dianggap mumpuni.
(8). Kreativitas dan inovasi ; kreativitas
dan inovasi ini di ibaratkan gas
bagi kendaraan untuk
mempercepat jalannya kendaraan atau
kegiatan bisnis.
(9). Equity
atau asset ; equity atau
modal memang penting
tetapi hanya sekedar menetukan
skala usaha saja, tidak mesti dimu;lai
dengan skala usaha yang besar.
(10).
Keberuntungan ; keberuntungan ini tidak
hanay untuk ditunggu tetapi dipersiapkan dan
diamati terutama berkaitan denga ;
waktu, intisi, momentum dan usaha.
Bagaimana
melakukan bisnis tanpa modal berupa uang,
untuk melakukan bisns tanpa uang bukannya tidak memungkinkan, banyak
yang bisa dilakukan dalam berbisnis tanpa uang seperti misalnya :
(1). Menjual
pengetahuan dan keterampilan ; misalnya
menjadi konsultan bisnis, seperti
membuat proposal atau studi kelayakan
usaha.
(2).
Menjual jaringan atau relasi ; kita bisa
memanfaatkan jaringan atau relasi yang demikian
tersebut, misalnya ada teman yang mempunyai modal tetapi
tidak atau tidak
tahu cara
memberdayakan modalnya
denga cara menghubungkan
dengan orang
–orang yang
menjual pengetahuan.
(3). Menjual
hobi atau kesukaan ; hobi juga bisa kita jual misalnya
dengan mengembangkan
menjadi bisnis, menjadi pelatih olah raga.
(4).
Menjual pengalaman ; menjual pengalaman
misalnya seperti menjadi
tenaga part timer
atau paruh waktu seperti menjadi dosen,
atau bimbingan test.
(5).
Menjual nama ; kalau kita cukup kapabel
atau menjadi oarng yang telah terkenal misalnya
dengan mengadakan seminar-seminar,
seperti Mario Teguh sebagai motivator.
(6).
Menjual informasi ; seperti sebgai
brooker, atau makelar.
b).
Sumber-sumber Modal
Sumber
modal yang dimaksud disini adalah modal
dalam artian uang, untuk memperoleh
modal usaha bisa bersumber dari dalam
perusahaan sendiri atau pendanaan internal
dan bisa juga dari luar perusahaan atau pendanaan eksternal.
(1). Sumber
modal dari dalam perusahaan ( pendanaan
internal ) :
(a).Dari
para pemililik perusahaan atau pemegang saham
(b).Dari
dana cadangan, biasanya dana cadangan adalah dari perusahaan yang telah
beroperasi,
yan g disisihkan dari keuntungan
perusahaan.
(c).Dari
dana keuntungan yang tidak dibagi, biasanya untuk mengantisipasi bilaman
perusahaan
pada
periode berikutnya tidak
memperoleh keuntungan, pada
saat itulah laba yang tidak
dibagi ini diberikan kepada pemegang saham
atau pemilik perusahaan.
(2). Sumber
modal dari luar perusahaan ( pendanaan eksternal ) :
(a). Dari
dana penyertaan , misalnya dengan
menjual saham.
(b). Dari
dana hutang atau pinjaman ( kredit ), perorangan atau perbankan.
(c). Dari
program pemerintah, seperti bantuan untuk wirausaha pemula.
(d). Dari
teman atau keluarga, seperti hibah atau harta warisan .
(e). Dari
dana ventura, dana ventura ini biasanya perusahaan sudah ada dan sedang
mengalami
masalah keuangan,hanya saja pemilik dana
ikut terlibat dalam manajemen perusahaan.
(f). Dari
Para pemasok ; dana dari para pemasok
bukan dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk
bahan yang dibayar kemudian atau dengan
jangka waktu.
2).Strategi
Keuangan Perusahaan
(1).
Pengertian Manajemen Keuangan
Keberhasilan
operasi perusahaan biasanya dilihat dari keberhasilan di bidang keuangan, oleh
karena itu seorang manager keuangan memegang peranan penting dalam operasi
perusahaan. Fungsi manager keuangan perusahaan adalah merencanakan, mencari,
memanfaatkan dan megendalikan keuangan perusahaan seefesien mungkin untuk
kemajuan perusahaan. Salah satu tujuan utama dari manajemen keuangan adalah
memaksumumkan equity para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Dalam uasaha
mencapai tujuan tersebut juga harus dipertimbangkan dampak lingkungan
eksternal, seperti polusi, keselamatan kerja dan keamanan produk.
Dalam
menjalankan fungsinya seoarang manager keuangan perlu bekerja sama dengan pihak-pihak
lain di dalam perusahaan, yang ikut berperan dalam memajukan perusahaan seperti
bagian produksi, pemjualan dan pemasaran. Karena masing-masing bagian memiliki
pola pemikiran yang berbeda-beda, dan ternyata dalam prakteknya menyatukan pola
pemikiran yang berbeda-beda tersebut tidaklah mudah. Oleh karena itu akan
sangat bermanfaat sekali semua pihak yang terlibat dalam operasi perusahaan
mengetahui tentang manajemen keuangan agar tujuan perusahaan bisa dicapai
dengan pola pemikiran yang sama.
Salah satu
faktor yang terpenting dalam memutar roda perusahaan adalah adanya ketersediaan
modal adat bisa juga disebut sebagai dana,
atau sering juga diibaratkan sebagai darah dalam tubuh manusia yang
membawa makanan untuk memenuhi kebutuhan energy tubuh agar bisa beraktivitas.
Begitu juga modal atau dana tersebut
kalau tidak ada dana maka aktivitas
perusahaan tidak akan bisa
berjalan sebagaimana yang diharapkan dan bahkan mungkin tidak akan bergerak.
Sebaliknya dana yang berlebihan mungkin saja akan menyebabkan kerugian
perusahaan kalau dana tersebut berasal dari hasil pinjaman yang bunganya harus
dibayar.
Oleh karena
itu terdapat tiga hal pokok yang perlu diketahui bagaimana mengelola pendaan
secara optimal yaitu ;
(a). Berapa
jumlah dana yang dibutuhkan dalam menjalankan operasi perusahaan.
(b). Bilamana
dana tersebut dibutuhkan untuk
menjalankan operasi perusahaan.
(c).
Darimana sumber pendanaan itu dieroleh apakah dari dalam perusahaan atau dari
luar
Perusahaan.
Melalui
perencanaan yang berhati-hati kekurangan atau kelebihan dana akan dapat dihindari,
yaitu melalui suatu perencanaan yang menyeluruh mulai dari proses produksi
sampai ke penjualan. Dan sumber pendanaan umumnya bisa diperoleh dari dalam
perusahaan sendiri atau dari pemilik erusahaan atau para pemegang saham, dan
dari luar perusahaan bisa berupa hutang baik itu hutang jakngka pendek maupun
jangka panjang atau jenis hutang lainnya ( dari para pemasok input produksi ).
(2).
Kompossisi Modal / Pendanaan
Dalam
penggunaan dana untuk operasi perusahaan seperti yang sudah dijelaskan di atas
bisa bersumber dari dalam maupun luar perusahaan dalam bentuk hutang, karena
dalam bentuk hutang sudah tentu aka nada ongkos modal yaitu berupa bunga yang
harus dibayarkan. Untuk menentukan komposisi pendanaan perusahaan apakah
bersumber dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan, sebagai salah satu
tolok ukur adalah dengan mengetahui tingkat pendapatan bagi pemegang saham atau pemilik
perusahaan. Dengan mengetahui tingkat
pendapatan pemegang saham yaitu dengan mengetahui “return on equity” ( ROE ),
yaitu perbandingan antara tingkat keuntungan atau laba bersih dengan modal sendiri dan tingkat bunga atau
biaya bunga.
Untuk lebih
jelasnya lihat contoh perhitungan sebagai berikut :
Misalnya
saja suatu perusahaan perikanan UD. Bandar Mina, yang mempunyai total aktiva
atau kekayaan ( asset ) perusahaan
sebesar Rp 100.000.000. dari perhitungan rugi/laba diasumsikan akan diperoleh
laba ( sebelum bunga dan pajak ) sebesar
Rp. 30.000.000.
Sumber
pendaan akan dipilih dari tiga
alternatif yaitu ;
(a). 100 %
berasal dari modal sendiri ( dari pemilik atau pemegang saham ).
(b). 60 % berasal dari modal sendiri dan 40 %
dari luar atau pinjaman
(c). 40 % berasal dari modal sendiri dan 60 %
dari luar atau pinjaman.
Bunga
pinjaman adalah sebesar 20 % per tahun, selanjutnya bisa dihitung berapa besar
ROE nya, yaitu dengan melihat besarnya equity ( bisa dilihat dari neraca
perusahaan ) dan tingkat keuntungan ( bisa dilihat dari perhitungan rugi/laba
), sebagai berikut :
(a). Untuk
alternatif : 1 ( 100 % modal sendiri ) :
UD.
Bandar Mina
Neraca
per 31 Desember 2010
(
dalam jutaan rupiah )
________________________________________________________
AKTIVA :
PASSIVA :
Aktiva Lancar 55 Hutang 0
Aktiva
Tetap 45 Modal/Equity
100
_______________________________________________________
Total Aktiva 100 Total Passiva 100
_________________________________________________________
Laba sebelum bunga dan
pajak = Rp. 30.000.000
Bunga pinjmanan
= -
Pajak penghasilan = ( 15 % x Rp
10.000.000 ) +
( 25 % x Rp 20.000.000 )
= Rp. 6.500.000
Laba bersih = Rp 30.000.000 - Rp 6.500.000
= Rp 23.500.000
Rp.
23.500.000
ROE = --------------------- x 100 %
= 23.5 %
Rp.
100.000.000
(b). Untuk alternative
: 2 ( 60 % modal sendiri dan 40 % pinjaman )
UD.
Bandar Mina
Neraca
per 31 Desember 2010
(
dalam jutaan rupiah )
________________________________________________________
AKTIVA
:
PASSIVA :
Aktiva Lancar 55
Hutang 4 0
Aktiva Tetap 45
Modal/Equity 60
_______________________________________________________
Total Aktiva 100 Total Passiva 100
_________________________________________________________
Laba sebelum bunga dan
pajak = Rp. 30.000.000
Bunga pinjmanan = 20 % x Rp 40.000.000 = Rp 8.000.000
Laba sebelum pajak = Rp 22.000.000
Pajak penghasilan = ( 15 % x Rp
10.000.000 ) +
( 25 % x Rp 12.000.000 )
= Rp. 4.500.000
Laba bersih = Rp 22.000.000 - Rp 4.500.000
= Rp 17.500.000
Rp. 17.500.000
ROE = --------------------- x 100 %
= 29.17 %
Rp.
60.000.000
(c). Untuk
Alternative : 3 ( 40 % modal sendiri dan 60% pinjaman )
UD.
Bandar Mina
Neraca
per 31 Desember 2010
(
dalam jutaan rupiah )
________________________________________________________
AKTIVA
:
PASSIVA :
Aktiva
Lancar 55
Hutang 60
Aktiva Tetap 45
Modal/Equity 40
_______________________________________________________
Total
Aktiva 100 Total Passiva 100
_________________________________________________________
Laba sebelum bunga dan
pajak = Rp. 30.000.000
Bunga pinjmanan
= 20 % x Rp 60.000.000 = Rp
12.000.000
Laba sebelum pajak = Rp 18.000.000
Pajak penghasilan = ( 15 % x Rp 10.000.000 ) +
( 25 % x Rp 8.000.000 )
= Rp. 3.500.000
Laba bersih = Rp
18.000.000 - Rp 3.500.000 = Rp 14.500.000
Rp. 14.500.000
ROE = --------------------- x 100 %
= 36.25 %
Rp. 40.000.000
Dari ke
tiga alternatif di atas ternyata
alternatif (3) yang memberikan laba
bersih yang paling sedikit yaitu sebesar Rp 14.500.000, namun memberikan ROE
yang paling tinggi, alternative (3) ini yang baik untuk dipilih asalkan sisa
uang yang sebesar Rp 60.000.000 bisa di investasikan ke usaha lain sehingga dapat memberikan tingkat keuntungan
lebih besar dari alternatif (1).
Bagaimana
jikalau tingakat bunga pinjaman lebih besar misalnya 35 % per tahun, dengan
cara yang sama dapat dihitung laba bersih dan ROE nya untuk ke tiga alternative,
coba dikerjakan sendiri.
Suatu
perusahaan sebaiknya memutuskan apakah
akan melakukan pinjaman atau hanya
dengan modal sendiri dengan memperhatikan
beberapa kondisi antara lain ;
(a).
Perusahaan memang benar-benar kekurangan
dana untuk menjalankan atau
mengoperasikan perusahaannya.
(b). Ada
kesempatan lain untuk melakukan investasi di tempat lain yang kemungkinan akan
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Keuntungan
dan Kerugian jika menggunakan modal sendiri atau dengan mengunakan dana
pinjaman dapat di juaraikan sebagai
berikut :
Keuntungan Jika Mengunakan Modal Sendiri :
(a). Tidak
ada beban biaya bunga
(b). Modal
dalam kondisi relative permanen atau jangka panjang
(c).
Penambahan atau pengurangan modal relatif lebih fleksibel
(d).
Penambahan atau pengurangan relatif lebih cepat dapat dilakukan
Keuntungan
Jika Menggunakan dana Pinjaman :
(a).Beban
bunga merupakan faktor yang dapat mengurangi pendapatan
dan ini berarti
mengurangi
keuntungan dan menyebabkan pengurangan beban pajak.
(b).Jika tingkat
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari tingkat bunga ini berarti perusahaan
akan memperoleh keuntungan.
(c). Dengan
menggunakan dana pinjaman akan memberikan peluang untuk menanamkan dana
yang
dimilki pada usaha lain yang lebih menguntungkan.
(d).Perolehan
laba yang lebih kecil dari yang direncanakan belum tentu keuntungan yang
diperoleh lebih rendah dari pada
menggunakan modal sendiri.
Kerugian
Jika menggunakan Modal Sendiri :
(a). Jumlah
pajak yang dibayar lebih besar, karena tidak ada pengurangan biaya bunga.
(b).
Bilamana keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari yang direncanakan maka
keuntungan
per rupiah juga akan berkurang.
(c). kalau
tingkat bunga pinjaman ternyata lebih kecil dari keuntungan yang diperoleh,
maka
perusahaan akan mengalami kerugian sebesar
selisih keuntungan dan biaya bunga.
(d).
Kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di uasaha lain yang lebih
menguntungkan.
Kerugia
Jika Menggunakan Dana Pinjaman :
(a). Terdapat
beban biaya bunga
(b).
kerugian akan dialami jika terjadi peningkatan suku bunga, karena penghasilan
juga ikut
menurun.
(c).
Penambahan atau penguarangan modal tidak fleksibel.
(d).
Penambahan atau pengurangan modal tidak adapat dilakukan dalam jangka waktu
yang
cepat.
(3).
Penentuan jumlah Optimum Pinjaman
Perinsip
dasar yang harus diperhatikan dalam rangka memaksimumkan tingakat keuntungan
perusahaan, adalah dengan
memperhatikan konsep Biaya
Marginal atau Marginal Cost ( MC ).
Marginal Cost ( MC ) ; yaitu biaya tambahan yang akan dikeluarkan apabila
ingin menambah satu unit produksi.
Selain MC juga yang harus diperhatikan adalah Pendapatan Marinal atau Marginal Revenue ( MR ) ; yaitu tambahan pendapatan yang akan
diterima apabila ingin menambahkan satu unit produsi yang akan dinjual. Sebagaimana diketahui bahwa dalam teori
ekonomi apabila ingin memaksimumkan tingkat keuntungan adalah apabila Biaya marginal harus sama dengan Pendapatan
Marginal ( MC = MR ).
Konsep ini
juga dapat digunakan dalam menentukan berapa besarnya jumlah pinjaman atau
kredit yang optimum yang bisa dilakukan
oleh perusahaan. Dengan menggunakan konsep ini biaya dalam hal ini adalah biaya
bunga ( cost of capital ), yaitu adanya tambahan bunga yang akan dibayar
apabila ada penambahan kredit sebanyak
satu satuan. Sedangkan tambahan pendapatan ( revenue ) yang diperoleh
akibat dari adanya penambahan satu unit kredit.
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dibahas secara rinci berupa contoh perhitungannya, (
lihat Tabel. 2. Penentuan Jumlah Optimum Pijaman Dikaitkan Dengan Jumlah Kredit
)
Tabel. 2. Penentuan
Jumlah Optimum Dikaitkan Dengan Penambahan Jumlah Kredit
______________________________________________________________________________
Jumlah Produksi
Unit Kredit Marginal
Produk MR = Harga Produk MR produk Marginal
(Ton ) ( Rp ) ( Ton ) ( Rp/Ton ) ( Rp) Biaya Bunga
Rp %
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) (7)
_______________________________________________________________________________
0 0 0 0 0 0 0
4 2,5 juta 4 100.000 400.000 200.000 8,0
7 3,0 juta 3 100.000 300.000 200.000 6,7
9 3,5 juta * 2 100.000 200.000 200.000 5,7
10 4,0 juta 1 100.000 100.000 200.000 5,0
10 4,5 juta 0 100.000 0 200.000 4,4
______________________________________________________________________________
Dari tabel
di atas terlihat bahwa MC yang sama
dengan MR adalah pada saat jumlah kredit
sebesar 3,5 juta, ini artinya jumalh kredit yang paling optimim untuk diambil.
Sedangka jumlah kredit yang lebih besar yaitu sebesar 4, 0 juta ternyata
penambahan pendapatan atau revenue yang dihailkan tidak diimbangi oleh beban
biaya bunga yang harus dikeluarkan.
Ada
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sehuungan dengan pemilihan sumber
pendanaan dari luar perusahaan anatar lain :
(1). Biaya
bunga sebaiknya yang terendah.
(2). Jangka
waktu atau limit pinjaman apakah sudah sesuai dengan jangka waktu.
(3). Jenis
pinjaman apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan seperti pinjaman atau
kredit
investasi
atau modal kerja, akan dibahas secara khusus dalam bab mengenai pengenalan
kredit.
3).Penyususnan Anggaran Perusahaan
(1). Pengertian dan Tujuan Penyusunan anggaran
Anggaran
adalah suatu rencana kerja yang dituangkan dalam nilai satuan uang. Yang berisi
tentang rencana penerimaan dan pengeluaran atau belanja dengan jumlah dan waktu
tertentu. Anggaran ini dibuat untuk memperoleh suatu gambaran di masa mendatang berdasrkan suatu asumsi
atau batasan-batasan tertentu .
Penyusunan
anggaran merupakan langkah alternatif terhadap pencapaian sasaran perusahaan ,
sehingga dengan adanya anggaran ini diharapkan pengusaha dapat menentukan skala
prioritas program kerjanya agar sasaran dapat dicapai. Sehingga demhgna
demikian anggaran itu merupakan suatu alat untuk mengarahkan pelekasanaan
rencana kerja agar tetap konsisten dengan sasaran yang hendak dituju.
(2). Jenis-jenis
Anggaran
Jenis
anggaran dapat dibedakan menurut tujuannya dan menurut fungsinya sebagai
berikut :
(a).
Anggaran Menurut Tujuannya terdiri atas
:
- Anggaran Modal Kerja ;
yaitu anggaran yang berisi tentang rencana penerimaan dan
penggunaan dana untuk menjamin kelancaran pengoperasian perusahaan.
- Anggaran Investasi ;
yaitu anggaran yang berisi tentang rencana baru, atau penembahan
kapasitas operasi atau pergantian alat produksi yang lama pada periode
tertentu.
(b).
Anggaran Menurut fungsinya terdiri atas :
·
Anggrana Penjualan ;
yaitu anggaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pelaksanaan penjualan.
·
Angaran Harga Pokok Produksi ; yaitu anggaran yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan produksi, meliuputi perhitungan persediaan barang siap jual pada
awal periode, persediaan barang sedang dalam proses produksi, persediaan barang siap dijual pada akhir
periode. Biaya proses produksi adalah
meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya tidak langsung yang berkaitan
dengan proses produksi.
·
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi : yaitu anggaran yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan yang sifatnya umum dan
administrasi.
(3).
Langkah-langkah Penyusunan anggaran
Sebelum perusahaan
menjalankan opersi perushaannya sebelumnya harus dibuat suatu rencana
penyusunan anggaran yang dimulai dari penyusunan angaran penjualan, anggaran
penentuan harga pokok produksi, anggaran biaya umum dan administrasi, pembuatan
proyeksi neraca, proyeksi rugi/laba, anggaran modal jerja, anggaran investasi,
proyeksi arus kas. Untuk
selanjutnya akan ditunjukkan bagaimana
melakukan penyusunan dari anggaran-anggaran tersebut satu persatu sebagai
berikut :
Dimisalkan
suatu perusahaan CV. Sumber Mina Utama, yang bergerak di bidang usaha
penangkapan ikan, memiliki satu unit kapal penangkap ikan ukuran 60 GT, dengan menggunakan alat mini
purse-seine untuk menangkap ikan pelagis ( kembung, layang dll ), dengan waktu
operasi selama 1 bulan (
per-trip ).
Langkah
I :
Penyusunan Anggaran Penjualan
Membuat
penysunan Anggaran Penjualan berdasarkan
analisis perimntaan pasar dan hasil produksi penangkapan ikan, yang selanjutnya
dituangkan ke dalam anggaran Penjualan sebagai berikut : ( lihat Tabel. 3.
Penyusunan Anggaran Penjualan )
Contoh :
Tabel : 3.
Penyusunan Anggaran Penjualan
_____________________________________________________________________________
URAIAN Per Trip / bulan Per Tahun/ 12 bulan
(1)
(2)
= (1) x 12
_____________________________________________________________________________
Penjualan :
Penjualan
Tunai ( ….kg x Rp …..) Rp ……… Rp ………….
PenjualanKredit
( ….kg x Rp …..) Rp ……… Rp …………..
---------------- --------------------
Penjualan
Kotor
Rp ………. Rp …………….
Biaya
Penjualan :
Ongkos
Bongkar ( …..kg x Rp …. )
Rp ……….. Rp …………
Ongkos Retribusi
( …...kg x Rp ….) Rp ……….. Rp …………..
---------------- ------------------------
Total Biaya
Penjualan Rp
………….. Rp
……………
------------------ ------------------------
Penjualan Bersih Rp
……………… Rp
………………
________________________________________________________________________________
Langkah
II :
Penyusunan Harga Pokok Produksi
Membuat
suatu anggaran produksi berdasarkan ramalan penjualan dengan kapasitas produksi
atau perkiraan hasil produksi ikan yang dihasilkan, dan faktor produksi
lainnya, contoh penyusunan sebagai berikut : ( lihat Tabel. 4. Penyusunan Harga
Pokok Produksi )
Contoh :
Tabel : 4.
Penyusunan Harga Pokok Produksi
______________________________________________________________________________
URAIAN
Per tahun
_____________________________________________________________________________________
Biaya Operasional Kapal :
( per-trip / 1
bulan )
Solar ( …….lt
x Rp …x 12 bln ) Rp ………
Oli (
……..lt x Rp …x 12 bln ) Rp ……..
Air ( …….lt
x Rp …x 12 bln ) Rp ……..
Es (
…….blk x Rp ..x 12 bln ) Rp ……..
Makanan (
paket x Rp ..x 12 bln ) Rp ……..
Dokumen layar ( paketx Rp..x 12 bln ) Rp ……..
Tenaga Kerja ( 22 org x Rpx 12 bln ) Rp ……..
Insentif (
…Ton x Rp …x 12 bln )
Rp ………
---------------------
Harga Pokok Produksi Rp
……………
______________________________________________________________________________
Langkah III :
Penyusunan Biaya Umum dan Administrasi
Membuat
anggaran biaya umum dan administrasi, berdasarkan ramalan penjualan dan rencana produksi, yang
tujuannya adalah untuk memperlancar operasi perusahaan , contohnya sebagai
berikut : ( lihat Tabel. 5. Penyusunan Biaya Umum dan Administrasi )
Contoh :
Tabel : 5.
Penyusunan Biaya Umum dan Produksi
______________________________________________________________________________
URAIAN
Per tahun
______________________________________________________________________________
Biaya Umum Rp ……..
Transportasi Rp ………
Penyusutan :
Kapal ( 10% x
Rp …… ) Rp ……….
Jaring ( 20% x
Rp ….. ) Rp ……….
Bunga Kredit :
KI ( 18 % x
Rp……. ) Rp
………..
KMK ( 18 % x
Rp …..) Rp
………..
---------------------
Total Biaya
Umum dan Adm
Rp ……………….
____________________________________________________________________________________
Langkah IV
: Penyusunan Proyeksi Neraca
Membuat Neraca adalah untuk mengetahui kondisi
kekayaan perusahaan dan modal yang digunakan dalam membiayai perusahaan untuk
lebih jelasnya sebagai berikut : ( lihat Tabel. 4. Neraca Perusahaan ).
Contoh :
Tabel : 4.
Neraca Perusahaan
CV.
Sumber Mina Utama
Neraca,
per 31, Desember, ……….
_________________________________________________________________________
AKTIVA
PASSIVA
_________________________________________________________________________
Aktiva Lancar
:
Hutang Lancar
:
Kas Rp
…….
Hutang jangka pendek (KMK ) Rp……
Bank Rp …….. Hutang dagang Rp ……
Pihutang dagang Rp ……..
Persediaan
Rp ……..
--------------
---------------
Total Aktiva Lancar Rp ………. Total Hutang Lancar Rp ……….
Aktiva Tetap :
Hutang Tidak Lancar :
Bangunan Rp ………. Hutang
jangka panjang ( KI ) Rp ………
Kapal Rp ……….
------------------
Jaring Rp ……….. Total
Hutang lancar + tdk lancar Rp
…………
Kendaraan Rp ………..
Akumulkasi Penysutan :
Modal Sendiri ( equity )
Rp ………
Kapal Rp (………)
Jaring Rp (
……..) Cadangan Rp
………..
Kendaraan Rp ( ……..) Laba yang
ditahan Rp ………..
------------------
Total Aktiva Tetap Rp …………
____________________________________________________________________________________
TOTAL AKTIVA RP ………………. TOTAL PASSIVA RP ……….
________________________________________________________________________________
Langkah v
: Penyusunan Proyeksi Rugi / Laba ( income statement ) :
Penyususnan
Proyeksi Rugi/ Laba adalah untuk mengetahui pendapatan perusahaan dalam periode
tertentu, umumnya pada saat tutup buku atau satu tahun akuntansi untuk
jelasnya, ( lihat Tabel. 5. Proyeksi Rugi/ Laba Perusahaan ).
Contoh :
Tabel : 5.
Proyeksi Rugi / Laba perusahaan
___________________________________________________________
U R A I
A N
Per tahun
___________________________________________________________
Penjualan
Bersih
Rp …………
Harga Pokok Produksi
Rp ………….
-----------------
Laba Kotor
Rp ……………
Biaya umum dan Administrasi Rp ……………
---------------------
Laba Bersih
sebelum Pajak Rp
…………….
Pajak
Penghasilan
Rp …………….
-----------------------
Laba bersih setelah Pajak Rp ……………..
_______________________________________________________________
LANGKAH VI
: Anggaran Modal Kerja
Penyusunan
anggran modal kerja adalah untuk mengetahui berapa kebutuhan dana dalam satu
periode kegiatan usaha, ( lihat tabel. 6. Penyusunan Anggaran Modal Kerja Perusahaan ).
Contoh :
Tabel : 6.
Penyusunan Anggaran Modal Kerja Perusahaan
Biaya Modal Kerja ( per 3 bulan operasi
)
___________________________________________________________________
U R A I A N Jenis Jumlah Harga Jumlah
Satuan Satuan Satuan Harga
___________________________________________________________________
Biaya Modal Kerja ( per bulan )
Solar
lt lt Rp. Rp.
Oli
lt lt Rp. Rp.
Air
lt lt Rp. Rp.
Es
Balok Balok Rp. Rp.
Makanan
Paket Paket Rp. Rp.
Obat-obatan Paket Paket Rp. Rp.
Dokumen layar Trip Trip Rp. Rp.
Insentif / bonus Ton Ton Rp. Rp.
------------------------
Jumlah Biaya Langsung ( per bulan )
Rp.
Jumlah Biaya Langsung ( per 3 bulan atau 1
x 3 bulan )
Rp. ( X )
Biaya Tidak Langsung ( per tahun )
Tenaga
Kerja Orang/bln 12 bln Rp. Rp.
Biaya umum & Adm Bln 12 bln Rp. Rp.
Transport
Bln 12 bln Rp Rp.
Listrik
Bln 12 bln Rp. Rp.
Telepon
Bln 12 bln Rp. Rp.
ATK
Bln 12 bln Rp. Rp.
Penyusutan :
Kapal
( 10 thn) 0,10 Rp. Rp.
Jaring
( 3 thn )
0,33 Rp. Rp.
Kendaraan
( 5 thn ) 0,20 Rp. Rp.
-------------------------------
Jumlah Biaya Tidak Langsung ( per tahun
) Rp.
Jumlah Biaya Tidak langsung ( per 3 bulan atau 12/4 bulan ) Rp. ( Y )
Jumlah Modal Kerja ( per 3 bulan )
Rp. ( X + Y )
Modal Kerja Tersedia :
Kas Rp.
Bank
Rp.
Pihutang Dagang
Rp.
Persediaan Barang
Rp.
-----------------------
Jumlah Modal Kerja
Tersedia Rp.
( Z
)
Tambahan Modal Kerja ( melalui Kredit )
Rp. ( X + Y ) – ( Z )
__________________________________________________________________________________
Seandainya
kebutuhan modal kerja secara keseluruhan tidak bisa dipenuhi oleh dana dari
para pemilik maka kekurangannya bisa dipinjam dari pihak luar atau dari
kredit perbankan yang disebut dengan Kredit Modal kerja ( KMK
).
Kredit
Modal Kerja yang dibutuhkan ( untuk 3 bulan operasi ) = Rp. ( X + Y ) – ( Z ) = ( K )
Diangsur 3 kali @ Rp.
( K ) : 3 ( K/3
).
Angsuran
Pertama dibayar pada akhir triwulan II, bunga dibayar per teriwulan mulai
dari
Triwulan
pertama. Bunga Pinjaman dari sisa pinjaman sebesar, 18 % per tahun atau 4,5 % per triwulan
Berikut
ini dijelaskan bagaimana menyusun jadwal pelunasan kredit
modal kerja, ( lihat Tabel : 7. Penyusunan Jadwal Pelunasan Kredit Modal Kerja
).
Contoh :
Tabel : 7.
Jadwal Pelunasan Kredit Modal Kerja ( KMK )
__________________________________________________________________________
U R A I A N Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
__________________________________________________________________________
Sisa pinjaman ( K ) ( K ) – 1 ( K ) – 2 0
Angsuran
0
1 2 3
Bunga
3 bln 3
bln 3 bln 3 bln
Angsuran +
Bunga Bunga ( Angs + Bng ) ( Angs + Bng ) ( Angs + Bng )
____________________________________________________________________________
LANGKAH VII :
Penyusunan Anggaran Investasi
Penyusunan
anggaran kebutuhan kredit investasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, kredit
investasi ini umumnya jangka waktunya lebih lamam dari kredit modal kerja,
untuk lebih jelasnya ( lihat Tabel. 8. Penyusunan Anggaran Kredit Investasi dan Tabel. 9. Penyusunan Jadwal Pelunasan
Kredit investasinya).
Contoh :
Tabel : 8.
Penyusunan Anggaran Kredit investasi
_____________________________________________________________
MODAL
Jenis Jumlah Harga Jumlah
Satuan Satuan Satuan Harga
_____________________________________________________________________________
Kapal 60
GT Unit Unit Rp. Rp.
Jaring
Purse seine Unit Unit Rp. Rp.
Kendaraan
Pick-up Unit Unit Rp. Rp.
----------------------
Jumlah Kebutuhan Kredit
Investasi ( KI ) Rp. ( X )
______________________________________________________________________________
Kredit Investasi ( KI ) yang dibutuhkan ( selama
5 tahun ) = Rp. ( X )
Diangsur 5 Kali
@ Rp. ( X ) : 5 atau ( X/5 ).
Angsuran Pertama pada akir tahun pertama, sebanyak 5
kali Angsuran.
Bunga 12 % per Tahun, dibayar pertahun dimulai pada akhir tahun pertama.
Contoh :
Tabel :
9. Penyusunan Jadwal Pelunasan Kredit
Investasi ( KI ) :
______________________________________________________________________
U R A I A
N Tahun I Tahun
II Tahun III Tahun
IV Tahun V
_______________________________________________________________________
Sisa Pinjaman ( X ) - 1 ( X ) – 2 ( X ) – 3 ( X ) – 4 ( X ) – 5
Angsuran 1 2 3 4 5
Bunga 12% 12% 12% 12% 12%
Angsuran + Bunga
( A + B ) ( A + B
) ( A + B ) ( A + B ) ( A + B )
_________________________________________________________________________
LANGKAH VIII
: Penyusunan Proyeksi Arus Kas
Langkah ini
adalah langkah terakhir dalam penyusunan anggaran keuangan perusahaan, untuk
lebih jelasnya ( lihat Tabel . 10. Penyusunan Arus Kas ).
Contoh :
Tabel : 10.
Penyusunan Arus Kas
_____________________________________________________________________________
U R A I A N
Trw I
Trw II Trw III Trw IV
_____________________________________________________________________________
Sumber Dana :
Laba Usaha
Penyusutan
Bunga
Berkurangnya persediaan
Kredit Investasi
Kredit Modal Kerja
____________________________________________________________
Jumlah :
Penggunaan Dana :
Aktiva Tetap
Bertambahnya Pihutang
Bertambahnya Persediaan
Bunga
Angsuran KI
Angsuran KMK
_______________________________________________________________
Jumlah :
Surplus / Defisit
Kas Awal
______________________________________________________________
Kas Akhir
___________________________________________________________________________________
Secara
lebih rinci rencana penyusunan angaran ini akan di berikan contoh pada bab lainnya ( bab terakhir ) yaitu pada saat membahas penyusunan proposal atau studi kelayakan
usaha ( feasibility study ).
4). Analisa Laporan
Keuangan Perusahaan
(1).
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Untuk
mengetahui sampai sejauh mana kinerja dari suatu perusahaan dapat diketahui
dari kondisi keuangan perusahaan,
sedangkan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui
laporan keuangan perusahaan.
Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi suatu perusahaan, dan dapat dipergunakan sebagai alat
komunikasi antara data-data yang ada dalam laporan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak yang berkepentingan tersebut antara lain; pemilik
perusahaan, pihak manajemen, kreditor, perbankan, investor, pemerintah dan para
karyawan perusahaan.
Masing-masing
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan mempunyai tekanan yang
berbeda-beda terhadap laporan keuangan
tersebut, oleh karena itu laporan keuangan haruslah dapat memenuhi seluruh
keinginan tersebut. Berikut ini dberikan
tujuan dari adanya laporan keuangan yang dapat memenuhi berbagai keinginan yang dimaksud
sebagai berikut :
- Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva atau asset perusahaan, kewajiban dan modal suatu
perusahaan.
- Memberikan informasi tentang perubahan aktiva netto (
aktiva dikurangi kewajiban ) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan
usaha dalam rangka memperoleh laba.
- Memberikan informasi keuangan perusahaan dalam menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
- Memberikan informasi tentang kegiatan pembiayaan dan
investasi perusahaan.
- Mengungkapkan informasi-informasi lain sesuai dengan
keinginan atau kepentingan para pengguna lapoar keuangan perusahaan.
Semua
informasi-informasi keuangan ini
merupakan faktor internal perusahaan yang sangat penting bagi masing-masing yang berkepentingan
terutama dalam kaitannnya dengan suatu pengambilan keputusan ekonomi.
(2). Bentuk
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan terdiri dari Neraca atau “Balance
Sheet” dan perhitungan Rugi/ Laba atau “Income Statement”.
(a). N e r
a c a ( Balance Sheet ) :
Neraca
suatu perusahaan menunjukkan jumlah aktiva atau harta ( asset ), kewajiban atau
hutang dan modal (
equity ) suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sehingga dengan demikian Neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
meskipun pada umumnya dibuat pada saat
perusahaan melakukan tutup buku atau akhir periode akuntansi suatu perusahaan
yaitu pada akhir tahun takwim ( 31 Desember ).
Untuk
mengetahui tingkat perkembangan atau kemajuan suatu perusahaan biasanya dapat
diketahui melalui membandingkan Neraca
Perusahaan tahun sedang berjalan dengan
Neraca Perusahaan tahun yang lalu.
Berikut ini
diberikan contoh bentuk Neraca Perusahaan CV. Sumber Mina Utama : ( Lihat
Tabel. 11 Neraca Perusahaan )
Tabel : 11.
Neraca CV Sumber mina Utama
CV.
SUMBER MINA UTAMA
Neraca
Perbandingan 31 desember 2009 dan 2010
2009 2010 Naik / Turun
Jumlah %
______________________________________________________________________________
A K T I V A
Aktiva Lancar
:
Kas
Bank
Pihutang
Biaya dibayar dimuka
Persediaan barang
_______________________________________________
Total
Alktiva Lancar :
Aktiva Tetap :
Bangunan
Kapal
Jaring
Kendaraan
Akumulasi penyusutan
___________________________________________________
Total Aktiva Tetap :
_____________________________________________________
T O T A L A K
T I VA :
____________________________________________________________________________________
P A S S I V A
Hutang :
Hutang Lancar :
Hutang Jangka pendek ( KMK )
Hutang dagang
_____________________________________________________
Total Hutang Lancar :
Hutang tidak Lancar :
Hutang Jangka panjang ( KI )
__________________________________________________________
Total Hutang :
Modal ( equity ) :
Modal saham
Cadangan
Laba ditahan
Laba sedang berjalan
__________________________________________________________
Total Modal
:
_________________________________________________________
T O T A L
P A S S I V A :
______________________________________________________________________________
Penjelasan Komponen dari Neraca sebagaimana di atas :
(1). A k t
i v a :
Aktiva
adalah cerminan dari kekayaan ( asset )
perusahaan, yang terdiri dari Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Adapun komponen dari ativa lancar
adalah harta perusahaan yang paling liquid atau
harta dalam bentuk uang tunai ( cash
) atau yang harta yang mudah dijadikan uang, sedangkan komponen dari Aktiva
Tetap adalah harta perusahaan dalam bentuk barang tidak bergerak maupun
bergerak yang liquiditasnya sangat rendah atau memerlukan waktu yang relatif
lama untuk bisa dijadikan uang.
Komponen
Aktiva Lancar :
·
Kas ; adalah uang tunai milik perusahaan yang di
simpan atau terdapat dalam Kas
Perusahaan, sehingga dianggap yang
paling liquid atau mudah dicairkan.
·
Bank ; adalah uang
milik perusahaan yang disimpan di dalam Bank, dianggap cukup liquid karena
membutuhkan waktu untuk melakukan pencairannya.
·
Pihutang ; adalah uang
milik perusahaan yang terdapat pada orang lain yang segera bisa dicairkan,
tetapi derajat liquiditasnya tidak seperti yang dismpan di Bank.
·
Biaya dibayar dimuka ;
biaya-biaya perusahaan yang pembayarannya dilakukan di depan, meskipun
masih menjadi milik perusahaan namun penarikannya memerlukan waktu yang
relative lebih lama dari pihutang.
·
Persediaan ; adalah harta perusahaan dalam bentuk barang
produksi yang masih tersisa dan inipun bisa di uangkan namun memerlukan waktu
yang cukup lama.
Komponen
Aktiva Tetap :
- Bangunan ; adalah berupa tanah dan bangunan milik
perusahaan yang sewaktu-waktu bisa dijadikan uang namun butuh waktu yang
relative lama.
- Mesin-mesin dan kendaraan ; adalah harta perusahaan yang
sewaktu-waktu bisa dijadikan uang.
(2). P a s
s I v a :
Passiva
adalah hutang dan modal perusahaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Pada intinya modal
perusahaan itu dapat diperoleh dari dalam perusahaan ( modal sendiri ) dan
dapat juga diperoleh dari luar perusahaan atau yang disebut dengan hutang
perusahaan.
Komponen
Hutang :
- Hutang Lancar ; adalah kewajiban perusahaan yang segera
harus dipenuhi pembayarannya atau pengembaliannya, jangka waktu
pengembalian biasanya dibawah satu
tahun seperti hutang dagang dan
atau kredit modal kerja ( KMK ).
- Hutang Tidak Lancar ; adalah kewajiban perusahaan yang
jangka waktu pengembaliannya di atas satu tahun atau hutang jangka
menengah dan hutang jangka panjang seperti
kredit investasi ( KI ).
Komponen
Modal :
- Modal Sendiri ; adalah modal yang diperoleh dari pemilik
atau pemegang saham perusahaan.
- Cadangan ; adalah modal yang didapatkan dari keuntungan
perusahaan yang sengaja di alokasikan sebagai cadangan, untuk kepentingan
pengembangan perusahaan.
- Laba yang ditahan ; adalah laba perusahaan yang sebagian
atau seluruhnya ditahan, biasanya untuk mengantisipasi rendahnya tingkat
keuntungan agar citar perusahaan
tidak begitu jeleknya dimata para pemegang saham.
Dalam rangka untuk mempertahankan tingkat
liquiditas perusahaan, maka :
·
Aktiva lancar sebaiknya dibiayai dari hutang
jangka pendek.
·
Aktiva tetap yang
bergerak atau berputar secara berangsur seperti; gedung, mesin, kendaraan dan
sabagainya, hendaknya dibiayai dari hutang jangka panjang atau modal sendiri,
terkecuali dengan alasan untuk menghindari besranya pajak bisa dengan cara
menyewa karena biaya sewa termasuk dalam biaya atau ongkos produksi.
·
Aktiva tetap yang
tidak bergerak atau tetap, seperti tanah
hendaknya dibiayai dengan modal sendiri, tanah tidak termasuk barang yang bisa
disusutkan.
·
Modal sendiri ;
bisa dalam bentuk berwujud (
tangible ) atau disebut Net worth, sedangkan yang tidak berwujud ( in-tangible ) seperti goodwill ( paten ).
(b).
Perhitungan Rugi / Laba ( income statement ) :
Laporan
rugi / laba adalah menggambarkan kinerja perusahaan mengenai penghasilan,
biaya dan rugi/ laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Untuk dapat melakukan perhitungan rugi / laba
perusahaan setidaknya ada empat unsur yaitu :
(1).
Penghasilan yang diperoleh dari uasaha pokok perusahaan.
(2).
Biaya-biaya usaha yang terdiri dari biaya penjualan, dan biaya umum/
administrasi
( operating expenses ).
(3). Penghasilan serta biaya di luar usaha pokok
perusahaan ( non operating expenses ).
(4). Rugi / Laba
sebelum pajak pendapatan.
Berikut ini
ditunjukkan bagaimana melakukan
perhitungan untuk memperoleh atau mengetahui Rugi / Laba perushaan dalam satu
periode kegiatan, umumnya selama satu tahun sebagai berikut : ( lihat Tabel.
12. Perhitungan Rugi/Laba )
Tabel : 12.
Perhitungan Rugi / Laba
CV.
SUMBER MINA UTAMA
Perhitungan
Rugi / Laba
Periode Tahun 2009 dan 2010
_____________________________________________________________________________
U R A
I A N
2009 2010 Naik / turun
Jumlah %
______________________________________________________________________________
Penjualan
Bersih
Harga Pokok Penjualan
( cost of good sold )
______________________________________________
Laba Kotor ( Bruto )
Biaya Usaha :
Biaya Penjualan
Biaya Umum / Adm
Biaya Penyusutan
___________________________________________________
Total
Biaya Usaha
______________________________________________________________________________
Laba Usaha (
EBIT )
Pendapatan di luar Usaha-
Pokok perusahaan
Biaya Bunga
____________________________________________________________________________________
Laba Sebelum Pajak ( EBT )
Pajak Penghasilan
_______________________________________________________
Laba Bersih ( EAT )
______________________________________________________________________________
Catatan :
EBIT ; Earning Before interest and Tax
EBT ; Earning Before Tax
EAT ; Earning After Tax
(3).
Melakukan analisis laporan Keuangan
Analisis
terhadap laporan keuangan ini dilakukan adalah untuk tujuan menjelaskan
terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi dalam angka-angka yang terdapat
dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Selajutnya perubahan-perubhan tersebut
di interpretasikan sehingga menjadi data yang lebih berguna dalam pengambilan keputusan
selanjutnya.
Untuk dapat
menarik kesimpulan dan pembuatan interpretasi terhadap data yang terdapat dalam
laporan keuangan perushaan selain menggunakan data yang terdapat dalam laporan
juga bisa menggunakan data dari luar data industry atau perusahaan yang sejenis
sebatas sebagai pembanding.
Terdapat
beberapa jenis dalam melakukan analisis laporan keuangan perusahaan antara lain
:
(a). Analisis Horizontal dan Vertikal :
- Analisis Horizontal ; adalah analisis yang dilakukan
dengan membandingkan kondisi saat sekarang terhadap kondisi yang lalu,
seperti membandingkan keuntungan saat sekarang dengan keuntungan tingkat
keuntungan tahun yang lalu, dengan membandingkan data tersebut diketahui
apakah terjadi peningkatan atau penurunan, contoh sebagai berikut :
( Keuntungan pada saat sekarang ) – ( Keuntungan Tahun
lalu )
-----------------------------------------------------------------------------------
X 100 % = %
( Keuntungan tahun
Lalu )
- Analsis Vertikal
; adalah analisis yang
dilakukan dengan membandingkan suatu pos tertentu yang terdapat dalam
laporan keuangan, seperti membandingkan total aktiva tetap pada saat
sekarang dengan total aktivanya, begitu juga untuk tahun yang lalu. Dengan
membandingkan hasil-hasil perhitungan dari kedua tahun tersebut ( tahun saat
sekarang dengan tahun lalu ),
dimungkinkan untuk diketahui bagaimana perkembangan kekayaan perusahaan.
Contoh sebagai berikut :
( Total
Aktiva Tetap )
---------------------------- X 100 %
= %
( Total
Aktiva )
Membandingkan pos-pos yang
terdapat dalam laporan
keuangan tidak hanya
bisa
dilakukan terhadap aktiva, juga untuk pos-pos yang lainya seperti Hutang
dan lain-lain.
(b). Analisis Rasio :
Terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis rasio terhadap laporan keuangan antara
laian : (1). Analisis Liquiditas, (2). Analisis Pengungkit, (3).Analisis Kegiatan,
dan (4). Analisis Rentabilitas. Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu
sebagai berikut :
(1). Analisis Liquiditas (
liquidity Analysis ) :
Analisis liquiditas yaitu suatu
analisis yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat liquidnya aktiva (
harta ) perusahaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan
yang segera jatuh tempo, yang terdapat
pada saat laporan keuangan tersebut dibuat. Analisis ini menghubungkan antara
aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan. Terdapat tiga macam analisis yang biasa
digunakan yaitu :
a). Current Ratio ; yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat kesanggupan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban atau hutang jangka pendeknya. Dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus :
Aktiva
Lancar
Current Ratio = ------------------
Hutang Lancar
Dengan membandingkan angka current rasio dari tahun sedang berjalan dengan tahun yang lalu bisa diketahui perbedaan kondisi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya yang dengan segera jatuh tempo.
b). Rasio Modal Kerja Bersih ( net
working capital ratio ) ; yaitu
rasio yang digunakan juga untuk mengetahui tingkat liquiditas perusahaan,
dengan cara mengurangi aktiva lancar dengan hutang lancar.
Net Workong Capital Ratio
= ( Aktiva Lancar ) - ( Hutang
Lancar )
c). Quick Ratio atau Acid Test
Ratio ; yaitu rasio yang digunakan
untuk mengetahui tingkat liquiditas perusahaan yang paling liquid, dengan cara
mengurangi aktiva lancar dengan persediaan dan pembayaran dimuka karena kedua
pos ini dianggap kurang cukup liquid atau tidak bisa dengan segera untuk bisa dijadikan
uang tunai ( cash ).
(
Aktiva Lancar ) - ( Perediaan +
Pembayaran dimuka )
Quick Ratio =
------------------------------------------------------------------------
( Hutang Lancar )
(2). Analisis Pengungkit ( Leverage Ratio ) :
Analisis pengungkit adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana dari pinjaman atau
kreditor. Terdapat tiga macam analisis
yang bisa digunakan yaitu :
a).
Debt Ratio ;
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur prosentase dana yang
disediakan oleh oleh pihak kreditor, dengan cara membandingkan total hutang
dengan total aktiva, lihat rumus dibawah ini :
Total
Hutang
Debt Ratio = ------------------- X 100 %
Total Aktiva
Biasanya semakin tinggi kenaikan
rasio ini perusahaan akan kesulitan untuk melakukan atau penambahan kredit baru
yang diinginkan.
b). Times Interest Earned Ratio
; yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat keuntungan/
laba yang diperoleh tanpa mengakibatkan kesulitan keuangan bagi perusahaan yang
akan membayar bunga tahunan. Dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak ( EBIT
) dengan Biaya Bunga.
Laba sebelum bunga dan Pajak ( EBIT )
Times Interest Earnd Ratio
= ----------------------------------------------------
Biaya
Bunga
c). Rasio Aktiva Tetap terhadap
Kewajiban Jangka Panjang ; yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva tetap perusahaan dibelanjai
dari pinjaman, atau sejauh mana hutang jangka panjang dapat dilindungi
jaminannya berupa aktiva tetap.
Aktiva Tetap
Rasio Aktiva Tetap terhadap Kewajiban Jangka Panjang = -----------------------------------
Kewajiban Jangak Panjang
(3). Analisis Kegiatan ( Activity analysis ) :
Analisis ini digunakan untuk mengukur
tingkat keefektifan pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, terdapat
beberapa macam analisis yang umumnya digunakan antara lain :
a). Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover ) ; adalah analisis rasio yang digunakan untuk
menunjukkan berapa kali persediaan barang yang dijual dan diganti dalam satu
periode, semakin tinggi angka perputaran berarti semakin baik jalannya
operarasi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover = -------------------------------
Persediaan rata-rata
b). Jangka Waktu Persediaan ; adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkkan
rata-rata lamanya menahan
persediaan sebelum dijual.
Persediaan rata-rata
Jangka Waktu Persediaan =
--------------------------------------------------------
Harga Pokok Penjualkan rata-rata per hari
c). Perputaran Pihutang ; adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
berapa kali melakukan penagihan dalam satu periode.
Penjualan
Bersih
Perputaran Pihutang =
---------------------------------
Saldo rata-rata Pihutang
d).
Jangka Waktu Penagihan ; adalah
rasio yang digunakan untuk menunjukkan barapa lama rata-rata memerlukan waktu
untuk menagih pihutang.
Saldo rata-rata Pihutang
Jangka Waktu Penagihan =
--------------------------------------
Rata-rata Penjualan Per Hari
e).
Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed
Asset Turnover ) ; adalah rasio yang
digunakan untuk menunjukkan efektifitas
penggunaan aktiva tetap dalam aktivitas menghasilkan pendapatan.
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap =
---------------------------------------
Rata-rata Aktiva Tetap Bersih
f).
Perputaran Total Aktiva ( Total
Asset Turnover ) ; adalah rasio
yang digunakan untuk menunjukkan efektifitas penggunaan total aktiva.
Penjuaan Bersih
Perputaran Total Aktiva = -------------------------------
Rata-rata Total Alktiva
(4).
Analisisi Profitabilitas :
Analisis profitabilitas, adalah suatu
rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur
tingkat kemempuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Terdapat beberapa
cara yang dapat digunakan antara lain :
a).
Profit Margin ;
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa laba yang dapat
dihasilkan dalam setiap rupiah yang digunakan melalui penjualan yang telah dilakukan.
Laba Bersih
Profti
Margin =
------------------------
Penjualan Bersih
b). Return on Invesment ( ROI ) ; adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat laba yang dihasilkan untuk setiap rupiah aktiva yang ditanam dalam
perusahaan.
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak ( EBIT )
ROI =
-------------------------------------------------------------
Rata-rata Total Aktiva
c).
Return on Equity ( ROE ) ;
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang diperoleh dari
setiap rupiah modal yang ditanam.
Laba Bersih
ROE =
----------------------
Rata-rata Modal
(5). Analisis Solvabilitas :
Analisis Solvabilitas, adalah
analisis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut akan
diliquidasi atau bangkrut ( Pailit ). Terdapat beberapa kemungkinan yang
dialami oleh perusahaan yaitu : (a). Perusahaan likquid tetapi insolvable, (b).
Perusahaan liquid dan solvael, (c). Perusahaan solvable tetapi inliquid,dan
(d). Perusahaan insovabel dan illiquid.
Dalam kondisi perusahaan Insolvabel
dan Illiquid, kedua-duanya pada suatu waktu akan menghadapi
kesukaran finansial, yaitu pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya. Tetapi bilamana
perusahaan dalam kondisi insolvable tetapi liquid tidak akan segera mengalami
kesukaran finansial, tetapi yang
illiquid akan segera mengalami kesukaran keuangan apabila segera menghadapi
tagihan-tagihan dari kreditornya. Namun demikian perusahaan ini masih ada
kesempatan untuk memperbaiki kondisi keuangannya, kecuali kalau gagal yang
terpaksa harus di liquidasi.
Tredapat bebrapa cara untuk
mengetahui apakah perusahaan dalam kondisi yang solvable atau tidak sebagaimana
berikut :
a).
Solvabilitas ; yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana harta (asset ) perusahaan dapat membayar
hutang-hutangnya apabila di liqudasi,
dengan membandingkan persentase dari total aktiva ( asset ) dengan total
hutang. Rumusnya sebagai berikut :
Total
Aktiva
Solvabilitas =
----------------------
Total
Hutang
b). Modal Sendiri ( net worth ) ; yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana persentase modal milik sendiri yang dapat digunakan untuk membayar
semua tagihan kalau perusahaan di likquidasi. Dalam modal sendiri ini tidak
termasuk modal yang sifatnya intangible. Rumusnya sebagai berikut :
Modal Sendiri
Net worth Capital =
------------------------
Total Hutang
Kalau angka dari solvabilitas ini nialinya 100 %
berarti setiap rupiah saset
perusahaan dapat menutup setiap rupiah tagihan atau hutang yang dimilkioleh
perusahaan, kalau lebih dari 100 % berarti jaminan perusahaan terhadap hutang
lebih besar begitu juga sebaliknya kalau kurang dari 100 % berarti jaminannya
masih kurang.