Jumat, 27 April 2012

DESTILASI


2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air
       Hutabarat (1985) Hal-54, mengatakan bahwa air adalah suatu zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar dari pada zat cair lainnya.  Sifat ini dapat dilihat pada banyaknya unsure-unsur pokok yang terdapat pada air laut.  Konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat didalam air laut dikenal sebagai salinitas, dan konsentrasi ini biasanya sebesar 3 % dari berat seluruhhnya.
        Kordi dan Tancung (2007) Hal-3, mengatakan bahwa air murni adalah suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom oksigen (O).  Secara simbolik air dinyatakan sebagai H­O dan berat jenis air tawar adalah 1 N/m3.  Berat jenis air pada tempat dan waktu yang berlainan tidak akan sama walaupun perbedaan ini umumnya kecil.   Pebedaan berat jenis air dapat disebabkan oleh perbedaan tekanan atau bahan-bahan suspense, tetapi lebih penting disebabkan oleh suhu dan kadar garam.
2.2 Proses Menghasilkan Air Tawar
        Hartomo dan Widiatmoko (1994), untuk menghasilkan air murni dari sumber alam, terdapat berbagai pilihan teknik lakuan.  Masing-masing memiliki cirri khas, keunggulan dan keterbatasan sehingga terkadang perlu digabung.  Metode lakuan itu ialah filtrasi, distilasi, penukaran ion, elektrodialisis, osmosis balik dan ultrafiltrasi, disinfeksi/sterilisasi.
        Untuk menggarap air alam dan meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama-tama harus diketahui dulu kotoran dan kontaminan didalamnya.  Berbagai parameter mutu harus disimak dan dipantau, parameter-parameter tersebut mempengaruhipemilihan proses lakuan, operasi dan biayanya.  Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis. 
2.3 Pengertian Distilasi
       Sujanto (1983), mengatakan bahwa distilling plant adalah pesawat penguapan yang digunakan untuk mengubah air laut menjadi uap yang selanjutnya didinginkan sehingga terbentuk air suling yang disebut dengan kondensat.
       Distilasi merupakan suatu proses yang secara fisik memisahakan suatu campuran menjadi dua atau lebih produk dengan titik penguapan tertentu yang berbeda, dengan keistimewaaan bahwa pemanasan komponen yang lebih muda menguap akan lebih cepat terpisah dari campuran.
2.4 Komponen-Komponen Sistem Distilasi
        Sujanto (1983), beberapa komponen yang membentuk suatu sistem distilasi yang bekerja dengan baik, yang masing-masing komponen tersebut bekerja sesuai dengan kapasitas kemampuannya dalam mendukung kerja suatu sistem distilasi.
2.4.1 Heater
         Panas dapat merambat dengan cara penghantaran aliran dan pancaran.  Heater yaitu suatu alat yang berbentuk tabung dengan bagian dalam terdapat pipa-pipa kecil yang dialiri air panas, sedangkan diluar pipa-pipa kecil dialiri air laut, dengan panas ini akan memanaskan air laut sehingga air laut  mengalami penguapan.



2.4.2 Kondensor
        Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengubah bentuk uap menjadi air, yaitu dengan cara menurunkan suhu uap tersebut hingga mencapai suhu pengembunannya pada tekanan yang sesuai.
2.4.3 Saringan uap
        Saringan adalah alat untuk memisahkan benda asing yang ikut bersirkulasi kedalam suatu sistem yang sifatnya akan merusak sistem tersebut.  Pada sistem distilasi saringan uap air terbuat dari logam monel yang berfungsi untuk menyaring uap yang terjadi bersamaan dengan titik air laut yang naik.
2.4.4 Katup Solenoid
        Katup solenoid adalah katup yang dapat terbuka dan tertutup dengan menggunakan gaya elektromagnetik.  Arus listrik dialirkan secara otomatis oleh salinometer, ketika kadar garam melebihi batas yang telah ditentukan.  Pada saat kadar garam tinggi, sistem otomatis dari salinometer akan mengalirkan arus listrik menuju lampu alarm dan katup solenoid, sehingga lampu alarm akan menyala dan terjadilah medan magnet pada katup selenoid yang akan menarik plunyer kebawah, keadaan seperti ini berarti katup dalam keadaan terbuka.  Pada saat kadar garam rendah, sistem otomatis dari salinometer tidak akan mengalirkan arus listrik menuju lampu alarm dan katup solenoid, sehingga lampu alarm tidak akan menyala dan tidak terjadi medan magnet pada katup solenoid dan plunyer akan kebali ke kedudukannya semula dengan cepat karena beratnya sendiri, keadaan seperti ini berarti katup dalam keadaan tertutup.


2.4.5 Salinometer
        Salinometer digunakan untuk mengukur kadar garam yang terkandung didalam air hasil distilasi dengan satuan ppm.  Alat ini dilengkapai dengan lampu peringatan, apabila kadar garam melebihi batas yang telah ditentukan maka lampu akan menyala dan pada waktu yang bersamaan katup solenoid akan membuka dan membuang air yang masih mengandung kadar garam tersebut keluar dari sistem.
2.4.6 Gelas Penduga
        Gelas penduga adalah suatu alat untuk mengetahui tinggi rendahnya air di dalam ketel distilasi.
2.4.7 Thermometer
        Thermometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Alat ini bekerja berdasarkan atas mengembang dan mengempisnya sejumlah kecil air raksa atau zat lain.
2.4.8 Flowmeter
        Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui banyaknya air tawar yang dihasilkan oleh distilling plant.
2.4.9 Ejektor
        Ejektor bekerja berdasarkan prinsip bernoulli, yaitu jika kecepatan fluida tinggi maka tekananya menjadi rendah dan sebaliknya jika kecepatan fluida rendah maka tekanannya akan tinggi.  Sketsa dari ejektor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



 






Gambar 1. Sketsa ejektor (Sujanto, 1983).
        Dilihat dari fungsi dan kegunaannya, ejektor dibagi menjadi dua macam yang masing-masing mempunyai tugasnya sendiri. Adapun ejektor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ejektor Vakum
        Agar air laut dapat menguap pada suhu yang lebih rendah, maka ketel distilasi harus di buat vakum dengan cara memasang ejektor yang berhubungan langsung ke ruang kondensor dan akan mengisap terus-menerus udara dan gas-gas yang tidak mencair sehingga dapat menjadi vakum.
2. Ejektor Air Laut
        Didalam ruang pemanas sering terjadi penguapan air laut, sehingga jika di biarkan begitu saja kadar garam air laut akan semakin bertambah. Untuk mengatasi ini maka di pasang ejektor yang akan membuang air laut agar volumenya dapat ditahan konstan
2.4.10 Pompa-Pompa Sirkulasi
        Zat cair tidak akan berpindah tempat dengan sendirinya dari suatu ujung yang lainnya untuk itu dipergunakan daya dorong untuk melaksanakan pengangkutan ini.  Daya dorong ini adalah perbandingan tekanan yang dibangkitkan dengan pengunaan pompa.  Pompa yang umumnya digunakan adalah pompa sentrifugal. Adapun pompa sirkulasi yang digunakan pada sistem distilasi antara lain :
1. Pompa Air Laut
        Pompa ini digunakan untuk menghisap air laut dan menekannya ke dalam kondensor untuk mengembunkan uap air dan sisanya akan ke ejektor air laut dan ejektor vakum.  Pompa air laut ini selain berfungsi untuk mensirkulasi air pendingin juga berfungsi untuk memvakumkan serta mengalirkan air laut.
2. Pompa Air Panas
        Pompa air panas di gunakan untuk mensirkulasikan air pendingin motor induk yang panas kedalam pipa-pipa kecil tabung heater untuk memanaskan air laut.
3. Pompa Air Tawar
       Pompa ini digunakan untuk menghisap dan menekan air tawar ke tangki penampungan yang selanjutnya akan digunakan untuk berbagai kebutuhan.
2.5 Pemanfaatan Sistem Pendinginan Motor
       Sujanto (1983), menjelaskan bahwa untuk menguapkan air laut didalam ketel, cukup mengunakan air pendingin dari motor induk atau motor bantu yang bersuhu antara 70° C sampai 80° C.
       Karyanto (2008) Hal-87, mengatakan bahwa sistem pendinginan motor induk yang digunakan adalah memakai tekanan pompa karena lebih menguntungkan, yaitu dapat mengontrol suhu pendinginan dan proses pendinginan menjadi lebih merata.
       Selain itu, Daryanto (2002) Hal-65, menambahkan bahwa kebaikan memakai tekanan pompa adalah peredaran air sesuai dengan jumlah perputaran motor induk, isi air terbatas dan temperature motor akan teratur.
2.6 Prinsip Kerja Sistem Distilasi
       Sujanto (1983), mengatakan bahwa pada prinsipnya distilling plant bekerja dengan memanfaatkan panas air pendingin yang keluar dari motor induk, sehingga tidak sama sekali membutuhkan bahan bakar untuk mengoperasikannya hanya diperlukan tenaga listrik untuk menggerakkan pompa-pompa bantu.  Prinsip kerja dari distilling plant di terangkan dengan gambar dibawah ini :

 
Keterangan :
1. Saluran masuk air pendingin motor induk.    7. Saluran air hasil distilasi.
2. Saluran keluar air pendingin motor induk.      8. Dinding deflektor.
3. Saluran pengisian air laut didalam pemanas. (A). Pemanas.
4. Saluran vakum.                                               (B). Ruang uap.
5. Saluran masuk air pendingin kondensor.        (C). Kondensor.
6. Saluran keluar air pendingin kondensor.

 












Gambar 2. Sketsa sederhana sistem distilling plant (Sujanto, 1983). Hal-67
        Dari gambar tersebut diatas, sujanto (1983), menjelaskan bahwa sebagian air pendingin motor induk akan melalui saluran masuk (1) untuk memanaskan  air laut yang ada didalam heater (A).  Air pendingin yang keluar dari motor induk mempunyai suhu 60° C sampai 70° C.  Air laut yang ada didalam heater masuk melalui saluran pengisian air laut (3), air dari motor induk akan menyerahkan panasnya kepada air laut didalam pipa sehingga air laut tersebut panas dan menguap.  Air laut akan menguap pada suhu 35° C sampai 45° C, hal ini disebabkan karena tekanan didalam ketel dibuat sangat rendah (vakum), penurunan tekanan dilakukan dengan memakai ejektor.  Uap yang dihasilkan dari pemanas (A) akan melalui dinding deflector (8),  sehingga kemungkinan terbawanya cairan ke ruang uap (B) dapat dicegah.  Uap ini selanjutnya menuju kondensor (C) dimana kondensor ini didinginkan oleh air laut dari saluran (5), sehingga terjadilah proses kondensasi yaitu uap tersebut akan mencair, dan air hasil distilasi dipompakan keluar melalui saluran (7) menuju ke tangki penampung air tawar.
2.7 Perawatan Sistem Distilasi        
2.7.1 Pengertian Perawatan
        Maimun (1995), mengatakan bahwa perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu peralatan agar dapat digunakan setiap saat dalam keadaan baik tanpa gangguan.  Perawatan merupakan suatu usaha untuk memelihara keawetan dan kesempurnaan dari alat atau perlengkapan agar selalu dalam keadaan baik dan siap untuk dipakai.  Dengan melakukan perawatan, peralatan dapat bekerja dengan efektif dan mengurangi kemacetan hingga biaya operasional dapat ditekan serendah mungkin.
       Pada umumnya perawatan mempunyai sifat untuk meningkatkan efektifitas serta porsi keuntungan bagi pemilik perusahaan.  Hal ini dimungkinkan karena dengan perawatan salah satu sistem misalnya sistem distilasi maka dapat menekan ongkos produksi dan kapasitas produksi suatu mesin akan meningkat hingga batas umur ekonomisnya.
       Operasi yang berhasil dari suatu instalasi hanya dimungkinkan karena pemeliharaan yang cukup dari suatu pesawat dan peralatannya.  Ketepatan dan ketaatan terhadap jadwal perawatan terhadap suatu pesawat akan dapat mempertahankan kemampuan dan tenaga yang dihasilkan pesawat tersebut.
       Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum mengadakan perawatan, antara lain :
1      Fungsi dari mesin tersebut.
2      Tujuan dari pengoperasian mesin tersebut.
3      Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing operator.
4      Kendala-kendala dalm usaha peningkatan hasil kerja dari pekerjaan pemeliharaan.
5      Prioritas dari pekerjaan yang dilakukan.
6      Kemungkinan terdapatnya efek perubahan jadwal kerja.
2.7.2 Tujuan Perawatan
        Maimun (1995), tujuan dari pemeliharaan dan perawatan adalah untuk menjaga dan mengadakan perbaikan atau pergantian yang dilakukan agar pada saat pongoperasian dapat sesuai dengan yang diinginkan  atau direncanakan.

       Seperti telah diketahui bahwa sistem distilasi mempunyai peranan penting untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar di atas kapal. Sistem distilasi pada kapal memiliki masa operasi yang panjang oleh sebab itu sistem distilasi membutuhkan perawatan dan pemeliharaan yang teratur dan berkesinambungan.
       Dalam melaksanakan pemeliharaan pada sistem distilasi dikapal perikanan harus mendapatkan perhatian sistem dan cara perawatan yang tepat oleh setiap operator dikapal. Hal tersebut harus dilakukan dengan jadwal perawatan yang terncana dengan baik agar dapat membantu fungsi kerja dari sistem distilasi. Berikut ini adalah beberapa saran dan petunjuk pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan terhadap sistem distilasi yang harus diikuti antara lain :
1.    Mengoperasikan sistem distilasi sesuai dengan buku petunjuk pengoperasian  yang ada.
2.    Mengisi jurnal sistem distilasi.
3.    Mengadakan pemeriksaan sistem secara keseluruhan dalam jangka waktu tertentu.
4.    Memeriksa jumlah air tawar yang dihasilkan.
5.    Memeriksa suhu air tawar dan air laut.
6.    Mengontrol sambungan-sambungan pipa pada sistem distilasi dan pastikan semua sambungan tersebut aman.
7.    Mengamati alat-alat ukur.
8.    Mengganti komponen-komponen yang rusak.



Adapun tujuan dan keuntungan dari perawatan adalah :
1.    Untuk memperpanjang usia kegunaan.
2.    Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan dan mendapatkan laba       investasi semaksimal mungkin.
3.    Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam setiap waktu misalnya unit cadangan.
4.    Kemampuan produksi tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
5.    Menjamin keselamatan orang yang melaksanakan tugas tersebut.
6.    Pengurangan pemeliharaan darurat.
7.    Meningkatkan efisiensi kerja.
8.    Pengendalian anggaran dan biaya yang dapat diandalkan.
9.    Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian dengan mesin yang baru.
2.7.3 Jenis Perawatan
        Maimun (1995), mengatakan bahwa perawatan atau pemeliharaan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu  perawatan terencana dan perawatan tak terencana.
1. Perawatan Terencana
a)    Perawatan Pencegahan
       Ketika mesin berjalan yaitu dengan melihat, merasakan dan mendengar kondisi dari mesin, dan ketika mesin berhenti yaitu melakukan penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan.



b)   Perawatan Perbaikan
       Pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan minor terhadap komponen mesin yang rusak yang tidak ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan yang waktunya telah direncanakan.
       Maleev (1995) Hal-445, menambahkan bahwa perbaikan secara menyeluruh berarti memeriksa secara menyeluruh.  Memeriksa setiap komponen dan apabila ada yang rusak maka harus diperbaiki atau diganti dangan yang baru.
2. Perawatan Tak Terencana
       Perawatan darurat yang harus segera dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin seperti sediakala yang waktunya tidak ditentukan sebelumnya.
2.7.4 Manajemen Perawatan
       Maimun (1995), mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses kegiatan dengan mengelola unsur-unsur manajemen, untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dengan menggunakan STARS (Science, Talent, Art, Resource dan Skill).  Tujuan dari pada perawatan mesin ialah untuk mendukung aktifitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna sehingga dapat meningkatkan porsi keuntungan bagi pemilik perusahaanSelanjutnya fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
        Perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan, hal ini meliputi penetapan peraturan-peraturan dan pedoman pelaksanaan tugas.  Penetapan pengurutan pelaksanaan yang harus ditaati, penetapan biaya diperlukan dan rangkaian kegiatan yang di lakukan pada masa yang akan datang.  Rencana perawatan mesin terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a)    Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
       Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu di gunakan dalam proses produksi.
b)   Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)
        Perawatan perbaikan (corrective maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.  Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
        Pengorganisasian ini adalah pengelompokan kegiatan yang di perlukan, yaitu menetapkan susunan organisasi serta menetapkan kedudukan dari sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Organisasi merupakan pengintegerasian sumber-sumber serta pengolahan tehnik kondisi alam dan keterlibatan personil.
       Dalam pengorganisasian diatas kapal, Nahkoda mempunyai kedudukan tertinggi di atas kapal dan membawahi 2 (dua) golongan awak kapal yaitu: golongan perwira dan golongan ABK. Sedangkan di kamar mesin, KKM ialah memegang pimpinan tertinggi dalam melaksanakan tugasnya, KKM di bantu oleh perwira mesin (Masinis I, Masinis II, Masinis III dan Masinis IV) dan ABK mesin.

3. Pelaksanaan (Actuating)
        Pelaksanaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas yang mempengaruhi orang-orang agar melaksanakan usaha-usaha kearah pencapaian untuk menuju sasaran tertentu.
4. Pengawasan (Controlling)
       Pengawasan (controlling) penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah di laksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan, hal ini dapat positif maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif, dan pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
2.8 Kebijakan Mencari Sumber Kerusakan
       Arismunandar, W dan Tsuda, K (2008) Hal-175, menerangkan bahwa ada 4 tindakan dalam mencari suatu kerusakan, yaitu :
1.    Berfikir sebelum bertindak
       Sebelum melakukan suatu tindakan perbaikan, sebaiknya perhatikan setiap gejala atau tanda kerusakan itu dengan secermat-cermatnya, jangan tergesah-gesah, rencanakan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan, kemudian lakukan menurut urutan yang sebaik-baiknya.
2.    Pencegahan masuknya kotoran
       Kebersihan adalah factor utama yang perlu diperhatikan, dengan emikian dapat mencegah masuknya kotoran yang dapat menyebabkan proses tidak bekerja dengan baik atau bahkan terjadi kerusakan yang lebih parah.

3.    Memperlakukan kompone-komponen dengan baik
       Melakukan perkerjaan harus dengan hati-hati, apabila ada komponen yang harus diganti maka gantilah dengan yang sesuai dan berkualitasbaik.
4.    Pekerjaan yang sempurna
       Menggunakan kunci yang sesuai, supaya tidak merusak dan tidak mencelakakan.  Dan selalu memakai alat dan perlengkapan pembantu yang sesuai sehingga pekerjaan dapat diselsaikan dengan mudah, cepat dan sempurna.
2.9 Pedoman Melakukan Perawatan
       Karyanto (2001) Hal-94, menerangkan bahwa sebelum melakukan pembongkaran untuk perbaikan maka harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
1.    Persiapan kerja
a)    Tempat kerja harus terang
b)   Harus ada meja untuk tempat spare part
c)    Menyiapkan kaleng, minyak tanah atau solar  dan kain lap untuk mencuci spare part
d)   Menyiapkan kunci-kunci yang dibutuhkan
2.    Membongkar
a)    Membongkar menurut prosedur yang ada
b)   Tidak membongkar bagian yang tidak perlu
c)    Menyusun spare part yang telah dibongkar secara berurutan
3.    Membersihkan komponen / spare part
a)    Mencuci komponen yang vital
b)   Mencuci komponen pendukung
4.    Pemasangan kembali
a)    Sebelum memasang harus memeriksa keadaan komponen
b)   Memasang sesuai urutan
c)    Mengencangkan baut secara tepat

1 komentar: