SIKLUS REFRIGRASI
Prinsip
terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah penyerapan kalor
oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor yang berada
disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refregeran akan menguap, sehingga
temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi
mengingat penguapan memerlukan kalor.
Di dalam
suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor ditesarap di“ evaporator” dan
dibuang ke “kondensor” Perhatikan skema dengan lemari es yang sederhana gambar
3. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan
bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor,
uap refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika ke luar dari kompresor, uap
refrigeran akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tiggi dibanding
temperatur udara sekitar. Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui saluran
tekan. Di kondensor, uap tersebut akan melepaskan kalor, sehingga akan berubah
fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya cairan tersebut
terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigerant yang bertekanan
tinggi mengalir dari penampung refrigean ke aktup ekspansi. Keluar dari katup
ekspansi tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigeran
bersuhu sangat rendah. Pada saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di
evaporator, dengan menyeap kalor dari sekitarnya hingga cairan refrigeran habis
menguap. Akibatnya evaporator menjadi dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan
untuk mengawetkan bahan makanan atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap
refrigeran akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses
tersebut berulang kembali.
Komponen Utama Sistem Refrigerasi
Mekanik
mesin pendingin terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing dihubungkan
dengan menggunakan pipa-pipa tembaga atau selang pada akhirnya merupakan sebuah
sistem yang bekerja secara serempak (simultan).
Komponen-komponen
mesin pendingin yang digunakan adalah sebagai berikut :
A.
Kompresor
B.
Kondensor
C.
Receiver
D.
Katup Ekspansi
E.
Evaporator
A. Kompresor
Kompresor adalah komponen refrigrasi yang
berfungsi sebagai penghisap dan penekan refrigerant. Pada kompresor, energi mekanik pada motor penggerak dirubah menjadi energi pneumatic, sehingga zat pendingin
beredar dalam instalasi sistem AC.
v Kebocoran katup kompresor dan terbakarnya motor kompresor
Beberapa
masalah pada kompresor adalah bocornya katup motor kompresor. Jika katup tekan
bocor ketika torak menghisap uap dari saluran hisap, sebagian uap yang masih
tertinggal disaluran tekan akan terhisap kembali ke dalam silinder, sehingga
mengakibatkan efisiensinya berkurang. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
katup hisap bocor ketika torak menekan uap ke saluran tekan, sebagian uap di
dalam silinder akan tertekan kembali ke saluran hisap. Untuk mencegah kebocoran
torak terhadap dinding silinder, biasanya dipasang cincin torak. Jika cincin
ini aus atau pecah, refrigerant dapat bocor sehingga “Tekanan Tekan” akan lebih
rendah dan menyebabkan kekurangan efisiensi. Jika motor kompresor terbakar,
terutama untuk jenis hermetik dan semi hermetik, dan jika refrigerant yang
dipakai adalah CFC dan HCFC, maka akan timbul asam yang bersifat korosif.
v Pengecekan kompresor
Beberapa
tes sederhana dapat dilakukan untuk mengetahui jika ada kebocoran yang nyata
dalam kompresor. Pertama jika saluran hisap disumbat, maka saluran hisap
kompresor akan vakum/hampa udara. Jika katup hisap atau katup tekan atau torak
bocor, refrigerant yang akan dipompa oleh kompresor tak akan sebesar yang
dikehendaki. Tes kebocoran yang lain diperlihatkan jika kompresor dapat
mempertahankan vakum yang dapat dicapai. Jika kompresor dimatikan, tekanan
hisap diamati apakah turun dengan nyata. Jika katup hisap atau katup tekan torak
bocor, tekanan bisap akan turun. Tes yang sama dapat dilakukan dengan mengamati
“Tekanan Tekan”. Jika saluran tekan disumbat, kompresor akan mempertahankan
tekanan tersebut. Jika katup tekan bocor tekanan tekan akan turun.
Gb.
Kompresor Jenis Hermetic Gb.
Kompresor mobil
Gambar Kompresor
Secara umum kompresor dibagi menjadi 2 jenis:
1. Kompresor model torak, yang terdiri
dari :
a. Tegak Lurus
b. Memanjang
c. Aksial
d. Radial
e.
Menyudut (model V)
|
|
Gerakan torak di dalam silinder kompresor akan menghisap dan
menekan zat pendingin.
2.
Kompresor
model rotari
Gerakan rotor di dalam stator
kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin.
1.
Kompresor model torak.
v Fungsi dan Cara kerja.
Kompresor
merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Pada saat yang sama komrpesor
menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari evaporator dan
mengkompresinya menjadi uap bertekanan tinggi sehingga uap akan tersirkulasi.
Kebanyakan
kompresor-kompresor yang dipakai saat ini adalah dari jenis torak. Ketika torak
bergerak turun dalam silinder, katup hisap terbuka dan uap refrigerant masuk
dari saluran hisap ke dalam silinder. Pada saat torak bergerak ke atas, tekanan
uap di dalam silinder meningkat dan katup hisap menutup, sedangkan katup tekan
akan terbuka, sehingga uap refrigean akan ke luar dari silinder melalui saluran
tekan menuju ke kondensor.
a.
Kompresor torak gerak tegak lurus.
|
|
1.
Katup hisap
2.
Katup tekan
3.
Saluran hisap / tekan
4.
Dudukan katup
5.
Torak
6.
Silinder
7.
Batang penggerak
8.
Poros engkol
|
Ø Cara kerja:
|
|
Katup
hisap terbuka, akibat hisapan dari torak.
Zat pendingin masuk ke dalam silinder.
Katup tekan tertutup.
|
Katup tekan terbuka, akibat tekanan torak terhadap zat
pendingin.
Katup hisap tertutup
|
Ø
Konstruksi katup – katup dan dudukannya :
|
Pada
waktu hisap katup hisap melengkung ke
bawah akibat hisapan torak saluran hisap
terbuka, sebaliknya pada langkah tekan, katup tekan akan melengkung ke atas.
b.
Kompresor Torak Gerak Memanjang.
|
1.
Torak
2.
Roda gigi gerak putar
3.
Piring dudukan goyang
4.
Bantalan piring
5.
Roda gigi gerak putar &
goyang
6.
Poros kompresor
|
|
Kompresor model ini akan
terlihat diameternya lebih kecil dan badan tidak terlalu panjang.
c.
Kompresor Torak Gerak Aksial
(Berlawanan)
|
|
1.
Silinder
2.
Torak
3.
Bola
baja
4.
Poros
5.
Bantalan
6.
Piring goyang
|
Dengan
mekanisme piring goyang (6) gerakan torak dapat diatur berlawanan.
Kompresor
ini badannya panjang dari kompresor gerak torak memanjang, oleh karena itu cocok dipasang pada ruangan mesin yang kecil/sempit, tapi cukup besar untuk arang
yang memanjang.
d. Kompresor Torak Gerak
Radial
|
|
Agar gerakan torak pada silinder dapat menuju ke arah diameter
luar kompresor, maka dipasang sebuah eksentrik
pada poros kompresor.
Kompresor jenis ini akan lebih baik dipasang pada ruang mesin yang
sempit tapi cukup luas pada arah diameter kompresor.
|
e. Kompresor Gerak Torak Menyudut
Kompresor
ini hampir sama dengan kompresor gerak torak tegak lurus hanya gerakan torak dan batang penggeraknya
dibuat menyudut (V)
Kerugian kompresor model torak :
Momen putar yang dibutuhkan tidak merata,
maka kejutan/getaran lebih besar.
Bentuk dan konstruksi lebih besar dan
memakan tempat.
Keuntungan :
Dapat
dipakai untuk segala macam jenis AC.
Konstruksi
lebih tahan lama.
Untuk mengurangi
kerugian akibat getaran, maka kompresor model torak dibuat bersilinder banyak seperti gerak memanjang,
aksial, radial atau model V.
2.
Kompresor model rotari
v Fungsi dan Cara kerja.
Kompresor merupakan jantung dari sistem
refrigerasi. Pada saat yang sama komrpesor
menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari evaporator dan mengkompresinya menjadi uap bertekanan
tinggi sehingga uap akan tersirkulasi.
Gerakan rotor di dalam stator
kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin.
Langkah hisap terjadi saat pintu masuk (2) mulai terbuka dan berakhir setelah masuk
tertutup, pada waktu pintu masuk
sudah tertutup dimulai langkah tekan, sampai katup
pengeluaran (5) membuka, sedangkan pada pintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap demikian seterusnya.
|
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
baling – baling
(1)
dan
(4).
Keuntungan
kompresor rotari adalah:
Karena setiap putaran menghasilkan langkah–langkah hisap dan tekan
secara bersamaan, maka momen putar
lebih merata akibatnya getaran/kejutan
lebih kecil.
Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat tempat.
Adapun kerugiannya adalah :
Sampai saat ini hanya dipakai
untuk sistem AC yang kecil saja sebab
pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan
.
|
B. Kondensor
Kondensor merupakan salah satu
komponen utama dari sebuah mesin pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan
wujud refrigerant dari uap super-heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke
cairan sub-cooled (dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan
wujud refrigerant (dalam hal ini adalah pengembunan/ condensing), maka kalor
harus dibuang dari uap refrigerant.
Kalor/panas yang akan dibuang dari
refrigeran tersebut berasal dari :
1.
Panas yang diserap dari
evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan.
2.
Panas yang ditimbulkan oleh
kompresor selama bekerja.
Jelas
kiranya, bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigerant gas menjadi
cair dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigerant tersebut ke udara
sekitarnya atau air sebagai medium pendingin/condensing.
Gas
dalam kompresor yang bertekanan rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi uap
bertekanan tinggi sedemikian rupa, sehingga temperatur jenuh pengembunan (condensing
saturation temperatur) lebih tinggi
dari temperature medium pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya
kalor dari uap bertekanan tinggi akan mengalir ke medium pengembunan, sehingga
uap refrigerant akan terkondensasi.
Gambar Kondensor
C. Katup Ekspansi
Setelah
refrigerant terkondensasi di kondensor, refrigerant cair tersebut masuk ke
katup ekspansi yang mengontrol jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator. Katup
ekspansi mempunyai banyak jenis, tiga diantaranya adalah :
1.
Pipa kapiler,
2.
Katup ekspansi otomatis, dan
3.
Katup ekspansi termostatik.
1.
Pipa Kapiler (capillary tube).
Katup
ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga adalah pipa
kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang kecil dan
panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter
lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler diantara kondensor dan evaporator.
Refrigerant
yang melalui pipa kapiler akan mulai menguap. Selanjutnya berlangsung proses
penguapan yang sesungguhnya di evaporator. Jika refrigerant mengandung uap air,
maka uap air akan membeku dan menyumbat pipa kapiler. Agar kotoran tidak
menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran masuk pipa kapiler dipasang saringan
yang disebut strainer.
Ukuran
diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga refrigerant
cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigerant yang berada dalam
sistem juga menentukan sejauh mana refrigerant di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigerant harus cukup agar dapat menguap sampai
ujung evaporator. Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada
sebagian evaporator. Bila pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigerant
cair akan masuk ke kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi
sistem pipa kapiler mensyaratkan suatu pengisian jumlah refrigeran yang tepat.
Gambar Pipa Kapiler
2.
Katup Ekspansi Otomatis.
Sistem pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem dengan beban
tetap (konstan) seperti pada lemari es atau freezer, tetapi dalam beberapa
keadaan, untuk beban yang berubah-ubah dengan cepat harus digunakan katup
ekspansi jenis lainnya.
Beberapa katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban, antara
lain adalah katup ekspansi otomatis (KEO) yang menjaga agar tekanan hisap atau
tekanan evaporator besarnya tetap konstan.
Bila beban evaporator bertambah maka temperatur evaporator menjadi
naik karena banyak cairan refrigeran yang menguap sehingga tekanan di dalam
saluran hisap (di evaporator) akan menjadi naik pula. Akibatnya “bellow” akan
bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigeran akan menyempit dan ciran
refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi berkurang. Keadaan ini menyebabkan
tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow” akan tertekanan ke bawah
sehingga katup membuka lebar dan cairan refrigeran akan masuk ke evaporator
lebih banyak. Demikian seterusnya.
3.
Katup Ekspansi Termostatik (KET)
Jika KEO bekerja untuk mempertahankan tekanan konstan di evaporator,
maka katup ekspansi termostatik (KET) adalah satu katup ekspansi yang
mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator
tetap konstan, apapun kondisi beban di evaporator.
Ø Cara kerja KET adalah sebagai berikut :
Jika
beban bertambah, maka cairan refrigrant di evaporator akan lebih banyak
menguap, sehingga besarnya suhu panas lanjut di evaporator akan meningkat. Pada
akhir evaporator diletakkan tabung sensor suhu (sensing bulb) dari KET
tersebut. Peningkatan suhu dari evaporator akan menyebabkan uap atau cairan
yang terdapat ditabung sensor suhu tersebut akan menguap (terjadi pemuaian)
sehingga tekanannya meningkat. Peningkatan
tekanan tersebut akan menekan diafragma ke bawah dan membuka katup lebih lebar.
Hal ini menyebabkan cairan refrigeran yang berasal dari kondensor akan lebih
banyak masuk ke evaporator. Akibatnya suhu panas lanjut di evaporator kembali
pada keadaan normal, dengan kata lain suhu panas lanjut di evaporator dijaga
tetap konstan pada segala keadaan beban.
Gambar K.
E. O
Gambar
K.E.T
D. Evaporator
Pada evaporator, refrigerant
menyerap kalor dari ruangan yang didinginkan. Penyerapan kalor ini menyebabkan
refrigerant mendidih dan berubah wujud dari cair menjadi uap (kalor/panas
laten).
Panas yang dipindahkan berupa :
1.
Panas sensibel (perubahan temperatur)
Temperatur refrigerant yang memasuki evaporator dari katup ekspansi
harus demikian sampai temperatur jenuh penguapan (evaporator saturation
temparature). Setelah terjadi penguapan, temperatur uap yang meninggalkan
evaporator harus pupa dinaikkan untuk mendapatkan kondisi uap panas lanjut
(super-heated vapor).
2.
Panas laten (perubahan wujud)
Perpindahan
panas terjadi penguapan refrigerant. Untuk terjadinya perubahan wujud,
diperlukan panas laten. Dalam hal ini perubahan wujud tersebut adalah dari cair
menjadi uap atau menguap (evaporasi). Refrigerant akan menyerap panas dari
ruang sekelilingnya. Adanya proses perpindahan panas pada evaporator dapat
menyebabkan perubahan wujud dari cair menjadi uap.
Kapasitas
evaporator adalah kemampuan evaporator untuk menyerap panas dalam periode waktu
tertentu dan sangat ditentukan oleh perbedaan temperatur evaporator (evaporator
temperature difference).
Perbedaan
tempertur evaporator adalah perbedaan antara temperatur jenis evaporator
(evaporator saturation temperature) dengan temperatur substansi/benda yang
didinginkan.
Kemampuan
memindahkan panas dan konstruksi evaporator (ketebalan, panjang dan sirip) akan
sangat mempengaruhi kapaistas evaporator.
Gambar Evaporator
columbia titanium | Titanium Arts
BalasHapusThe diamond-shaped diamond-shaped 2013 ford focus titanium hatchback diamond-shaped diamond-shaped diamond is titanium cost an excellent target babyliss pro titanium straightener for the production of titanium wedding ring mechanical diamond-shaped dewalt titanium drill bit set