Senin, 23 April 2012

motor diesel


2  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Diesel
       Menurut Sukoco dan Arifin ( 2008, hal-1 ) motor diesel merupakan salah satu jenis mesin yang telah dikembangkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Motor diesel termasuk pada kelompok mesin pembakaran bahan bakar didalam mesin itu sendiri. Seperti yang telah diketahui bahwa motor diesel menggunakan energi panas yang terkandung dalam bahan bakar.
2.2  Bahan Bakar  
      Menurut Karyanto (2008, hal-76,77 ), pilihan dari jenis bahan bakar minyak ini diperlukan untuk mesin-mesin diesel, adalah tergantung dari peralatan tersebut.
1.      Minyak Solar :
       Minyak solar adalah bahan bakar minyak jenis distillate dan berwarna kuning coklat yang jernih. Minyak solar ini pada umumnya dipergunakan sebagai bahan bakar pada semua jenis diesel dan juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung didalam dapur-dapur kecil, dimana dikehendaki pembakaran yang bersih. Minyak ini sering disebut juga sebagai Gas Oil, ADO atau HSD.
2.      Minyak Diesel :
      Minyak diesel adalah bahan bakar minyak jenis distillate yang mengandung fraksi-fraksi yang berat atau campuran dari jenis distillate dengan fraksi-fraksi yang berat   ( Residual Fuel Oil ) dan berwarna serta hitam serta gelap, akan tetap cair pada suhu rendah.Minyak diesel ini dipergunakan sebagai bahan bakar dari mesin diesel yang berputar sedang/lambat dan juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung dalam dapur-dapur industry. Minyak ini sering disebut juga sebagai IDO atau MDF.
Ciri-ciri bahan bakar minyak
Ciri-ciri bahan bakar yang perlu diketahui secara umum adalah sebagai berikut:
1)      Berat jenis
2)      Nilai kalori
3)      Viskositas
4)      Balerang ( Sulphur )
5)      Arang ( Karbon )
6)      Air dan endapan
7)      Titik ruang ( Pour Point )
8)      Titik nyala
9)      Kadar abu
10)  Angka cetan
      Menurut Arismunandar dan Koichi Tsuda ( 2004, hal-11,12), pada tahap pertama perkembangan motor diesel, dipakai serbuk batu bara sebagai bahan bakarnya. Tetapi oleh karena tidak ada berhasil dan tidak praktis maka batu bara tidak lagi dipergunakan. Maka sampai saat ini minyak bakar ( bahan bakar cair ) yang banyak dipergunakan. Namun ditempat dimna banyak terdapat gas bakar ( bahan bakar gas), motor diesel dapat bekerja dengan dua macam bahan bakar. Dalam hal tersebut gas bahan bakar dimasukan kedalam silinder sehingga terjadi pembakaran. Minyak bakar dapat merupakan minyak berat untuk motor diesel putaran tinggi.

2.3 Syarat-Syarat Bahan Bakar
      Menurut Sujanto ( 1982, hal-68 ), minyak bakar didapat dari distilasi minyak kasar yang lazim disebut residu. Residu setelah dipanaskan dan disaring, dikabutkan untuk pembakaran. Minyak bakar harus memenuhi          syarat-syarat tertentu antara lain :
1)      Nilai Pembakaran Ialah jumlah panas yang dihasilkan dari pembakaran secara sempurna dari satu Kg minyak bakar. Nilai rata-rata 10,000 Kkal/Kg. Nilai ini dapat ditentukan dengan Kalorimeter.
2)      Titik Nyala Ialah suhu terendah dimana minyak akan menghasilkan uap yang mudah terbakar. Titik nyala tidak boleh lebih rendah dari 55º C. Titik nyala ditentukan dengan alat Pensky martin.
3)      Titik bakar ialah suhu dimana uap yang timbul akan terus menerus terbakar. Suhu ini kira-kira 10º sampai dengan 20º C lebih tinggi dari titik nyala.
4)      Berat jenis ialah perbandingan antara berat dan isi tertentu dari minyak. Berat jenis minyak pada suhu 15º C rata-rata 0,98. Nilai tersebut akan berkurang 1% pada setiap 15º C kenaikan suhu.
5)      Viscositas ialah derajat kekentalan minyak, dinyatakan dalam macam-macam satuan misalnya derajat  Engler, Second Saybold Furol ( SSF ), atau Secon Saybold Universal ( SSU ). Minyak dengan viscositas tinggi akan sukar dipompa dan minyak dengan viscositas rendah mudah dipompa. Minyak bakar harus dipanaskan sedemikian rupa, sehingga viskositas minyak pada waktu sampai pembakar ± 2º Engler.

2.4  Sistem Bahan Bakar
      Menurut Arismunandar ( 2005, hal-89,91 ) terdapat beberapa sistem penyaluran bahan bakar sampai masuk kedalam silinder yang paling banyak dipergunakan pada motor diesel ialah :
1)      Sistem pompa pribadi
2)      Sistem distribusi, dan
3)      Sistem akumulator
      Ketiga sistem ini mempergunakan beberapa komponen yang sama yaitu tangki, beberapa saringan, dan pompa ( tekanan rendah ) penyalur. Ketiga sistem ini mempergunakan tekanan tinggi, tetapi terdapat perbedaan dalam jumlah atau fungsinya. Sistem pribadi menggunakan pompa tekanan tinggi.
       Pompa ini adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan peralatan pengatur kapasitas daya yang diperlukan untuk menggerakan pompa diambil dari gaya yang telah ditentukan.
      Sistem distribusi dan accumulator, masing-masing hanya menggunakan satu slinder, pada sistem distribusi pompa tersebut mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi kedalam distributor. Distributor adalah alat untuk membagi bahan bakar kedalam setiap penyemprotan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan.
     

    Gambar 1. Skema Sistem Penyaluran Bahan Bakar   
            ( Sumber : Arismunandar, 2005. Hal-90  )     

2.5 Sistem Aliran Bahan Bakar
      Menurut Boenarto ( 2004 ), sistem aliran bahan bakar pada suatu mesin kapal tidak tidak selalu sama, namun secara umum sistem pengaliran bahan bakar dikapal harus dilengkapi dengan beberapa komponen yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, tetapi dalam kerjanya satu dengan yang lainnya salaing berhubungan sangat erat.
Fungsi sistem aliran bahan bakar adalah sebagai berikut :
1)      Mengalirkan bahan bakar ke tangki harian
2)      Untuk menekan bahan bakar dengan tekanan tinggi
3)      Mengatur bahan bakar pada saat penyemprotan
4)      Mengatur lamanya penyemprotan bahan bakar
5)      Mengatur jumlah bahan bakar yang disalurkan
6)      Mengabutkan dan mendistribusikan bahan bakar diseluruh ruang pembakaran


















    Gambar 2. Sistem Aliran Bahan Bakar 
                    ( Sumber : Boenarto, 2004 )
2.6 Komponen Sistem Bahan Bakar
      Menurut Sukoco dan Arifin ( 2008, hal-71 ), Komponen sistem bahan bakar motor diesel secara sederhana ialah : tangki bahan bakar berfungsi untuk menyimpan persediaan bahan bakar untuk mesin, Priming Pump atau transfer pump menjadi satu unit, namun fungsinya berbeda. Priming pump berfungsi untuk memompa bahan bakar secara manual, saat melakukan proses pengeluaran udara dari sistem bahan bakar ( proses bleeding ). Sementara transfer pump berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki kepompa injeksi melalui filter selama mesin hidup.


      Transfer pump digerakan bersama dengan poros nok pompa injeksi. Bahan bakar dari pompa injeksi setelah diukur  jumlahnya sesuai dengan kebutuhan mesin, ditekan keinjektor, injector berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar, hingga . bercampur dengan udara yang telah dikompresikan didalam silinder. Pengiriman  bahan bakar oleh transfer pump kepompa injeksi sering berlebihan. Oleh karena itu, dari pompa disediakan saluran kelebihan bahan bakar ( over low ) yang dijadikan satu dengan saluran kebocoran ( leak off ) dari injector pengembalian ketangki bahan bakar. Adapin busi pijar dipergunakan pada motor diesel dengan indirect injection berfungsi sebagai pemanas ruang pembakaran saat start.
2.6.1 Tangki Bahan Bakar
1 Tangki Penyimpanan
      Menurut Maleev ( 1995, hal-174), tangki penyimpanan utama dapat ditempatkan diatas atau dibawah, tangki ini harus dilengkapi dengan peralatan untuk mnguras air endapan. Ujung pipa penghisapan bahan bakar harus diatas titik yang mungkin dicapai oleh endapan, paling tidak 2 sampai 3 inchi diatas alas tangki harus mempunyai ventilasi dengan puncak yang memiliki tutup anti hujan standart.
2.Tangki harian
      Menurut Maleev ( 1995, hal 175 ) tangki harian ( day tank ) sering disebut tangki harian, karena harus berisi minyak cukup untuk mengoperasikan mesin selama satu hari kerja penuh, atau 8-9 jam.
Untuk mesin besar tangki harian menyediakan bahan bakar harus berisi bahan bakar sebanyak yang dijinkan oleh peraturan pemadam kebakaran. Tangki harian ditempatkan atas kepala, tangki harian yang disimpan diatas kepala pada umumnya digunakan dengan aliran gaya berat kepompa injeksi pada mesin.
2.6.2 Saringan Bahan Bakar
      Menurut Daryanto ( 2002, hal-69 ), dalam bahan bakar motor diesel, banyak atau sedikit selalu mengandung kotoran zat padat, yang mana kotoran tersebut sama sekali tidak boleh berada dalam pompa bahan bakar, apalagi dalam pengabut ( Injektor ), hal ini dapat dicegah oleh alat penyaringbahan bakar.
       Minyak yang telah disaring pada saringan pertama, disaring lagi pada saringan yang kedua. Saringan bahan bakar memerlukan  pemeliharaan yang terus menerus janganlah menunggu sampai saringan itu penuh dengan kotoran debu tapi elemen saringan harus kita perbaharui pada waktu tertentu.
     

 



     

      
2.6.3 Pompa bahan bakar
      Menurut Maleev ( 1995, hal-177 ), setiap instalasi diesel biasanya mempunyai beberapa pompa bahan bakar, satu untunk mengosongkan tangki kapal dan satu untuk mengalirkan bahan bakar kepompa injeksi. Untuk pengosongan tangki kapal dapat dilakukan dengan gaya berat, sedangkan pompa untuk mengalirkan bahan bakar kepompa injeksi dipasang apabila tangki harian tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
      Dua pompa tersebut yang pertama biasanya digerakjan oleh motor listrik, tapi unit darurat yang dioperasikan dengan tangan harus diinstalasi untuk pompa jenis kedua, sehingga minyak dapat disediakan kepada mesin dalam hal ada ganguan pada suatu tenaga listrik. Tetapi instalasi kecil kadang-kadang hanya mempunyai pompa lainya biasanya digerakan oleh mesinnya sendiri.

Gambar 4. Jenis-jenis Pompa Pemindah Bahan Bakar
                ( Sumber : Maleev.1995, hal-172  )


1.      Pompa penyalur bahan bakar
       Menurut Karyanto ( 2002,hal-177) pompa penyalur bahan bakar menurut dalam istilah asing disebut Fuel feed Pump atau fuek lift Pump. Pompa penyalur bahan bakar terdiri dari pompa penyalur dan pompa priming.
      Pompa penyalur digerakan oleh hubungan ( camshaft ) pompa injeksi, sedangkan pompa priming digerakkan dengan tangan. Bahan bakar yang cukup harus selalu tersedia didalam ruangan bahan bakar sewaktu ada tekanan, sebab elemen pompa injeksi tidak sanggup menyediakan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi. Karena itu pulalah, maka tekanan pengeluaran diatur sebesar       ( 1.5-2,5 kg/cm2 ) oleh pegas piston
2.      Pompa Priming
      Menurut Karyanto ( 2002,hal-177 ). Pompa priming digunakan untuk mengeluarkan udara dalam system bahan bakar. Pompa priming digerakan dengan membuka kunci tombol ( knob ) harus dikunci kembali    ( diputar kekanan ), sebab jika tidak akan menyebabkan kebocoran pada pompa penyalur
3.      Pompa Injeksi
      Menurut Sukoco dan Arifin ( 2008, hal-72 ) ditinjau dari segi konstruksinya pompa injeksi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Common Rail Injection System
Sistem ini terdiri dari pompa injeksi tekanan tinggi yang berfungsi mengirimkan bahan bakar tekanan tinggi kesebuah pipa bersama               ( common rail ), dimna injector masing-masing silinder mesin, langsung dihubungkan dengan pipa. Seperti terlihat pada gambar berikut






     Gambar 5 : Pompa Injeksi common rail
                       ( Sumber : Sukoco dan Arifin. 2008,hal-73 )
2.      Pump controlled Injection System
Pompa injeksi ini setiap injector dilayani oleh suatu pompa injeksi. Pompa injeksi dipasang terpisah dari injector, dan konstruksinya inline atau sebaris. Seperti terlihat pada gambar berikut






  Gambar 6. Pompa Injeksi Sebaris   
               ( Sumber : Sukoco dan Arifin. 2008,hal-74 )
3.      Unit Injection System
Pompa injeksi ini hampir sama dengan pompa injeksi jenis kedua, hanya bedanya pompa injeksi dan injector didesain menjadi satu unit


Gambar 6. Unit Injection system
      ( Sumber : Sukoco dan Arifin. 2008,hal-74 )
4.      Distributor Injection System
Pompa injeksi ini hanya mempunyai satu pompa, untuk mendistribusikan kesejumlah injector mesin, mesin dilengkapi dengan mekasnisme distribusi.melihat sistemnya ada dua macam, satu system dimana pompa hanya mengatur bahan bakarnya, sedangkan yang lainya member tekanan, mengatur jumlah bahan bakar dan mendistribusikan ke injector. Konstruksi pompa injeksi ini seperti ini terlihat berikut ini


Gambar 8. Pompa Injeksi Distributor
                ( Sumber : Sukoco dan Arifin. 2008,hal-76 )
2.6.4  Perpipaan bahan Bakar
      Sistem perpipaan ini khususnya dengan menggunakan pipa baja yang standar dilengkapi dengan ulir sering dipakai dalam sistem bahan bakar, pipa kuningan dan tembaga juga dapat digunakan untuk minyak yang mengandung belerang yang dapat mengkikis tembaga. Pemasangan pipa ini, pipa hubung harus menggunakan gasket kulit atau sambung yang digerinda dari logam kelogam, dikarenakan gasket ini akan mudah rusak oleh minyak bahan bakar menyebabkan akan timbul kebocoran.




      Perpipaan yang menyemprot bahan bakar yang menghubungkan pompa penyemprot bahan bakar dengan penyemprot bahan bakar  ( injektor )  oleh karena itu pipa tersebut harus tahan terhadap tekanan tinggi, maka pipa tersebut harus terbuat dari baja , berdinding tebal, dan biasanya dibuat dengan diameter 6 mm dan diameter dalamnya 1,6 mm. Bahan bakar yang mengalami tekanan tinggi itu akan berlalu sebagai bahan yang elastis kira-kira 1.500 meter/detik, sedangkan panjang pipa yang digunakan tidak kurang dari 30 cm, dimana perubahan tekanan terjadi dengan secara tiba-tiba.
 











2.6.5 Injektor
      Menurut Karyanto ( 2001, hal-133) injektor dalam istilah lain disebut Injection Nozzle adalah suatu alat yang menyemprotkan bahan bakar solar dalam hamburan hamburan yang sangat halus ( bentuk kabutan ) kedalam suatu udara yang sedang dipadatkan ( dikompresikan ) didalam ruang bakar silinder motor, dimana udara yang dipadatkan itu memiliki suhu yang cukup tinggi.
       Penghamburan dari bahan bakar kedalam udara yang bersuhu tinggi menyebabkan bahan bakar menguap dan membentuk gas dan selanjutnya bahan bakar berubah menjadi gas dan akan terbakar. Pembakaran bahan bakar akan menimbulkan panas yang tinggi akan memiliki tenaga tekanan yang sangat besar.
Jenis-jenis Nozzle dan Injektor
1)      Nozzle berlubang tunggal ( single hole )
2)      Nozzle berlubang banyak ( multi hole )
3)      Nozzle model Pintle type








     Gambar 10. Konstruksi Injection Noozle  model pintle type
                  ( Sumber :  Karyanto, 2001 hal 136 )
2.6.6 Governor
      Menurut Sukoco dan Arifin ( 2008, hal 109- hal 119 ) gevernor dirancang untuk menstabilkan putaran mesin, meskipun terjadi perubahan bebab. Perubahan beban dapat diterima governor tentunya dalam batas tertentu. Cara mengatur putaran daya mesin yaitu dengan mengontrol volume penyemprotan berdasarkan fluktuasi beban mesinyang tak terkontrol dari pedal gas.
       Governor bekerja dengan menggerakkan plunyer sesuai dengan beban yang terjadi.beban mesin bertambah, maka governor akan menggerakkan rak kearah penambahan jumlah bakan bakar yang akan diinjeksikan. Sebaliknya, bila beban berkurang maka governor akan mengerakkan rack kearah pengurangan jumlah bahan bakar yang akan di injeksikan.
Jenis-jenis Governor
       Governor yang dipergunakan pada pompa injeksi motor diesel ada 4 macam, yaitu
1)      Governor Mekanik
2)      Governor Pneumatik
3)      Governor Hidrolis
4)      Governor Kombinasi


Gambar 11. Sistem Governor ( Sumber : . Sukoco dan Arifin 2008, hal-112 )
2.7 Konsumsi Bahan Bakar Motor
      Menurut Thamrin Rais (1996 ) Konsumsi bahan bakar secara spesifik merupakan perbandingan antara bahan bakar yang dikonsumsi dalam waktu tertentu dan tenaga yang dihasilkan oleh motor.
      Adapun teori dari konsumsi bahan bakar dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
                                            
Keterangan :
be :  pemakaian bahan bakar spesifik ( gr/HP.jam )
B  : Pemakaian bahan bakar liter ( liter/jam )

Ne : daya Efektif ( HP )
P  : berat jenis solar ( gr/liter )
Untuk mengetahui tekanan efektif motor ( Pe ), dengan melakukan pengambilan daya dan putaran penuh motor. Menggunakan rumus sebagai berikut :
                                       

Keterangan :
Pe = Tekanan efektif rata-rata ( kg/cm2 )
Te = Daya motor ( HP )
D  = Diameter silinder ( cm )
s  = Langkah torak ( m )
n = Putaran motor ( rpm )
I = Jumlah silnder
      Setelah tekanan efektif motor diketahui dengan mnggunakan persamaan kemudian hasilnya didistribusikan dengan persamaan 3. Dengan demikina daya efektif motor dapat diketahui, dengan diketahuinya hasil daya efektif motor berarti pemakaian bahan bakar sfesifik efektif dapat diketahui dengan mendistribusikan Te pada persamaan 1.
      Didalam pemakaian bahan bakar B dapat diketahui dari alat ukur, jadi dalam   bahan bakar spesifik secara efektif perlu diketahui tenaga efektif Ne. Apabila tekanan efektif motor belum diketahui, untuk menghitung tenaga efektif motor dengan menggunkan rumus sebagai berikut :
                                  
  

Keterangan :
Ne = Daya efektif ( HP )
Pe = Tekanan efektif rata-rata ( kg /cm2 )
D  = Diameter silinder ( cm )
s  = Langkah torak ( m )
n = Putaran motor ( rpm )
i = Jumlah silnder
( z = 2, untuk motor 4-langkah )
( z = 1, untuk motor 2-langkah




2.8 Usaha Penghematan Bahan Bakar
       Menurut Dewayne Hollin dan Steven ( 1981 ) usaha-usaha pengehematan bahan bakar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.   Penghematan Jangka Pendek
        Penghematan jangka pendek yang dimaksudkan adalah sautu langkah penghematan bahan bakar yang memberikan keuntungan secara ekonomis, dimana penghematan yang dilakukan dapat berlangsung kurang dari 5 ( lima ) tahun antara lain :
1)      Penurunan Kecepatan
2)      Kedalaman Kapal
3)      Perawatan pada Lambung kapal / Kulit kapal
2.  Penghematan Jangka Panjang
       Langkah-langkah penghematan bahan bakar jangka panjang meliputi pergantian atau penambahan peralatan untuk memonitor / menambah daya guna pada motor induk yang merupakan suatu cara untuk menurunkan konsumsi bahan bakar.
2.9 Perawatan Sistem Bahan Bakar
2.9.1 Pentingnya Pemeliharaan
      Menurut Maleev ( 1995, hal 411 ), mesin diesel modern adalah hasil dari penelitian sekesama, keahlian tehnik manufaktur yang presisi.
       Dengan pemasangan yang baik dan perawatan serta perhatian sebanding dengan yag diberikan pada jenis lain dari penggerak mulia, mereka akan memberikan pelayanan yang memuaskan dan dapat diandalkan untuk beberapa tahun.
      Tidak ada bahaya penyusunan tiba-tiba atau sangat tinggi karena keuangan. Kemauan untuk mempertahankan efesiensi panas yang sangat tinggi adalah karakteristik semua mesin diesel tetapi sangat tergantung pada ketaatan yang saat ketat kepada jadwal pemeliharaan yang layak. Operasi yang berhasil dari instalsi daya yang memungkinkan dengan pemeliharaan yang cukup dari mesin dan peralatan yang lain.
2.9.2 Fungsi Perawatan dan Pemeliharaan
      Menurut Maimun ( 1995 ) fungsi dan perawatan dan pemeliharaan merupakan sautu kombinasi dari semua tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau melakukan pencegahan terlebih dahulu
2.9.3 Perawatan Sistem Bahan Bakar
      Menurut  Arismunandar ( 1986, hal-166 ), perawatan dan  pemeliharan pada sistem bahan bakar antara lain :
1.      Tangki Bahan Bakar
1)      Pemeriksaan serta pengurasan tangki bahan bakar, bersihkan setiap10 jam pada saat operasi.
2)      Pembersihan air serta kotoran dalam tangki bahan bakar setiap 120 jam operasi
3)      Pencucian tangki bahan bahan bakar setiap 500 jam operasi
2.      Saringan Bahan Bakar
1.      Pembuangan kotoran bahan bakar serta air pada saringan bahan bakar setiap 60 jam operasi
2.      Penggantian elemen saringan bahan bakar setiap 1.000 jam operasi
3.      Pompa pengisian bahan bakar
4.      Bersihkan saringan pengisian bahan bakar setiap 120 jam operasi
3.      Pembuangan udara
      Udara didalam bahan bakar sangatlah menggangu kelancaran kerja pada mesin dan menyebabkan mesin sukar distart atau dihidupkan. Maka diusahakan agar tangki bahan bakar jangan sampai bocor maupun habis, jika tidak endapan dasar akan ikut terpompa.
4.      Pemeriksaan dan penyetelan injector nozzle
      Pemeriksaan pada nozzle setiap 250 jam operasi. Seandainya gas menunjukkan warna yang tidak normal atau pembakaran tidak berlangsung dengan baik, maka nozzle harus diperiksa. Pada mesin baru harus diperiksa setiap 120 jam operasi.
2.8.5 Jenis-Jenis Kegiatan Perawatan
      Pekerjaan pemeliharaan efektif harus dilakukan secara menyeluruh dan teratur. Perlu suatu jadwal terperinci mengenai bagian-bagian motor induk, agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan. Waktu pemeliharaan tergantung pada tipe motor dan keadaan pengoperasiannya.
      Kegiatan pemeliharaan menurut  Assuri ( 2004 ) yang dilakukan dapat dibedakan menjadi :
1.      Pencegahan terhadap terjadinya kerusakan ( preventive maintenance )
      Yang dimaksud dengan preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga.
       Dalam prakteknya pemeliharaan pencegahaan   ( prepentive maintenance ) yang dilakukan dibedakan menjadi :
1)       Pemeliharaan rutin ( routine maintenance ) ialah :
2)      Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan pemeliharaan rutin adalah pembersihan peralatan pelumasan atau pengecekan oli serta pengecekan bahan bakar pada harian.
3)       Pemeliharaan berkala ( periodic maintenance ) ialah:
4)      Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atau dalam waktu tertentu, misalnya pemeliharaan setiap 50-250 jam kerja                                           ( membersihkan seringan bahan bakar, pergantian minyak pelumas dan pemeriksaan air pendingin, mengganti elemen saringan oli dan periksa clearance katup kepala silinder ) setiap 2.500 jam kerja                                     ( membersihkan pendingin oli, memeriksa tekanan oli, mengganti nozzle pengabut ).
5)      Perbaikan terhadap kerusakan ( corrective maintence )
6)      Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan peralatan dalam hal ini sistem bahan bakar yang tidak dapat berfungsi dengan baik.


1 komentar: