2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Refrigerasi
Refrigerasi adalah
suatu usaha untuk memelihara tingkat suhu dari suatu produk atau ruangan agar
suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan sekitarnya dangan cara penyerapan
panas dari bahan atau ruangan itu, dan
dapat diartikan juga bahwa refrigerasi sebagai suatu pengelolaan terhadap panas
(IIyas, 1993 ).
2.1.1 Prinsip Dasar
Refrigerasi
Secara umum, prinsip
refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari dalam ruangan yang tertutup
kedap lalu memindahkan serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut.
Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu tenaga atau energi, energi yang
paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga listrik untuk menggerakkan
kompresor unit refrigerasi (Ilyas, 1993
).
Refrigerasi
memanfaatkan sifat – sifat panas (thermal)
dari refrigeran selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk cair menjadi gas
dan sebaliknya dari gas menjadi cair.
Gambar.1 Siklus Kerja Mesin Refrigerasi (
Sumber: Ilyas, 1993 )
2.1.2 Proses yang Berlangsung
pada Sistem Refrigerasi
Menurut IIyas (1993),
beberapa proses yang berlangsung dari unit
mesin refrigerasi adalah sebagai berikut:
1). Penguapan
Penguapan adalah proses refrigeran cair yang berada dalam
evaporator menguap pada suhu tetap. Meskipun telah menyerap panas dari produk atau ruangan yang didinginkannya,
penyerapan panas selama penguapan
tersebut tidak disertai oleh kenaikan suhu
2). Pemampatan
Pemampatan
adalah suatu proses refrigeran yang berupa uap dingin dari evaporator di hisap
oleh kompresor dan kemudian di mampatkan
sehingga suhu dan tekanannya berubah menjadi tinggi. Setelah di mampatkan kemudian refrigeran
tersebut di tekan menuju kondensor
3). Pengembunan
4). Pemuaian
Pemuaian adalah suatu proses
pengaturan bentuk refrigeran supaya memuai atau mengabut dengan tujuan untuk
mempercepat terjadinya uap refrigeran
dingin di evaporator. Cara kerjanya yaitu tekanan cairan refrigeran dijatuh
tekankan pada katup ekspansi sehingga suhunya menjadi di bawah suhu ruangan yang direfrigerasi.
2.2
Bahan Pendingin ( Refrigerant )
Bahan
pendingin adalah media pendingin yang berbentuk cairan maupun gas dan memiliki
titik didih sangat rendah pada tekanan 1 Atm. Dewasa ini banyak digunakan baha
refrigeran yang mengandung CFC. Namun dewasa ini sangt gencar dibicarakan
oleh pakar – pakar lingkungan hidup mengenai penipisan lapisan ozon yang dirusak oleh gas – gas
klorine yang dilepaskan manusia maupun melalui proses alamiah. Pada mulanya para ilmuan berpendapat
penipisan ozon utama adalah disebabkan nitrogen oksida yang berasal dari
pesawat supersonik. Belakangan ini
perhatian ilmuan beralih pada zat kimia yang dibuat oleh manusia, yaitu Clorofluoro Carbon ( CFC ). Dampak penipisan ozon sangat berpengaruh
negatif terhadap kesehatan manusia, kehidupan tumbuh – tumbuhan, dan
binatang. Selain itu, juga berdampak
negatif terhadap iklim, yaitu meningkatkan suhu rata - rata dan perubahan iklim
global serta pencemaran udara ( Sumanto,
2004 ).
Sumanto
( 2004 ) mengatakan bahwa, bahan pendingin dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Amonia ( R 717 atau NH3 )
Amonia ( R
717 ) digunakan secara luas pada mesin refrigerasi yang besar ( industri
). Titik didih normalnya adalah
33ºC. Amonia mempunyai karakteristik bau
meskipun pada konsentrasi yang kecil di udara.
Tidak dapat terbakar, tetapi meledak ketika bercampur dengan udara
dengan prosentase volume 13 : 28. Karena
efek korosi dari amonia, maka tembaga atau campuran tembaga harus tidak
digunakan pada mesin – mesin yang menggunakan amonia.
2. Fluorinated ( CFC )
Fluorinated adalah refrigeran yang aman dan tidak beracun
yang banyak dipakai sekarang ini. Adapun di pasaran dikenal dengan Freon, genetron, frigen, areton, isotron,
asahi frond dan lain - lain.
Jenis refrigeran ini terdiri dari :
R 11 ( tricloromono
fluoro metane = CCI3F)
R 12 ( Dichloro
difluoro methane = CCL2F2 )
R 22 ( Monochloro
difluoro methane = CHCLF2 )
R 502(Campuran antara CCL2F2
- CF3 = 51,2 % dan CHCLF2 = 48,8 %)
2.2.1
Syarat – Syarat Bahan Pendingin ( Refrigerant
)
Sumanto (
2004 ) mengatakan bahwa, untuk keperluan suatu jenis pendinginan ( misal untuk
pendinginan udara atau pengawetan beku ) diperlukan refrigeran dengan
karakteristik termodinamika yang tepat.
Adapun syarat – syarat umum untuk refrigeran adalah :
1. Tidak beracun dan tidak berbau merangsang
2. Tidak dapat terbakar atau meledak bila
bercampur dengan udara, pelumas, dan sebagainya
3. Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan
logam yang dipakai pada sistem pendingin
4. Bila terjadi kebocoran mudah dicari
5. Mempunyai titik didih dan tekanan
kondensasi yang rendah
6. Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak
terurai setiap kali dimampatkan, diembunkan, dan diuapkan
7. Perbedaan antara tekanan penguapan dan
tekanan pengembunan ( kondensasi ) harus sekecil mungkin
8. Mempunyai panas laten penguapan yang
besar, agar panas yang diserap evaporator dapat maksimal
9. Tidak merusak tubuh manusia
10. Konduktivitas thermal yang tinggi
11. Viskositas dalam fase cair maupun fase gas
rendah, agar tahanan aliran refrigeran dalam pipa sekecil mungkin
12. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang
kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material
isolator listrik
13. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
2.3 Minyak Pelumas Kompresor
Minyak pelumas
mesin refrigerasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian – bagian
kompresor yang bergesekan. Sebagian dari minyak pelumas bercampur dengan
refrigeran dan masuk kedalam kondensor dan evaporator. Minyak pelumas harus
memiliki sifat yang baik dan tidak menyebabkan terjadinya gangguan – gangguan.
2.3.1 Syarat – Syarat Minyak Pelumas
E. Karyanto ( 2004 ) mengatakan bahwa, minyak pelumas
kompresor yang baik harus memiliki sifat – sifat berikut ini :
1. Mempunyai struktur kimia yang stabil ( Good chemical stability ), tidak mudah
bereaksi dengan bahan pendingin ( refrigerant
) atau benda lain yang banyak dipakai pada sistem pendingin
2. Tidak merusak tembaga pada suhu 250ºF (
121ºC )
3. Mempunyai titik gumpal ( Block Point ) yang rendah -70ºF ( -57ºC
)
4. Tidak mengandung air, tir, lilin, dan lain
– lain kotoran
5. Mempunyai pour point ( suhu terendah ) dimana minyak masih dapat mengalir
dengan suhu yang rendah
6. Tidak berbusa, karena jika berbusa minyak
pelumas dapat terbawa oleh bahan pendingin masuk ke kompresor, dapat merusak
katup kompresor
7. Mempunyai dielektrik ( tidak menghantarkan
listrik ) yang kuat
8. Mempunyai kekentalan ( Viscosity ) pada 100ºF ( 37,8ºC )
2.3.2 Cara Pelumasan pada Kompresor
Moelyanto ( 2001 ) mengatakan bahwa, suatu
kompresor dapat dilumasi dengan salah satu atau kombinasi dari cara – cara
berikut di bawah ini :
1. Percikan
Rumah engkol pada sistem ini berfungsi sebagai penampung minyak pelumas
sampai kira – kira sama tinggi dengan dasar lager utama. Setiap gerakan poros engkol, batang torak,
atau bagian lainnya akan tercelup pada pelumas sehingga menyebabkan percikan ke
arah dinding silinder, metal, lager dan sebagainya. Kadang – kadang batang torak diberi alur
untuk membawa pelumas ke pena torak.
2. Aliran
Pelumas dari penampung dinaikkan dengan suatu cincin, piringan, ulir, atau
alat lain yang berputar ke dalam penampung yang terletak lebih tinggi. Dari sini pelumas tersebut dialirkan secara
gravitasi ke bagian – bagian yang memerlukan pelumasan.
3. Tekanan
Pelumasan sistem ini menggunakan pompa pelumas yang terletak pada ujung
poros engkol untuk mengalirkan pelumas dari penampung ke bagian yang bergesekan
melalui tabung atau saluran di dalam poros engkol dan batang torak. Sebuah penyaring dipasang pada bagian
penghisapan pompa dan ada kalanya dipasang lagi penyaring setelah pompa.
2.4
Komponen – Komponen Mesin Refrigerasi
2.4.1
Komponen Utama Mesin Refrigerasi
Secara garis besar komponen utama mesin refrigerasi dapat dikelompokkan
antara lain:
1.
Kompresor
Kompresor adalah komponen yang
berfungsi untuk menghisap, memampatkan
kemudian menekan uap refrigeran agar bersirkulasi ke seluruh sistem
refrigerasi sehingga diharapkan terjadi
perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah (IIyas, 1993).
Berikut adalah jenis - jenis kompresor menurut konstruksinya yang sering
dipakai:
a)
Kompresor torak
Kompresor torak adalah suatu kompresor
yang proses pengisapan dan penekanan terhadap refrigeran menggunakan torak. Sebagian besar unit refrigerasi berkapasitas besar menggunakan
kompresor torak. Kompresor torak
memiliki cara kerja yang sama dengan motor dua tak. Kompresor memiliki silinder, yang didalamnya
piston bergerak turun – naik. Gerak
turun – naiknya piston disebabkan oleh kerja motor listrik di dalam
kompresor. Pada saat piston bergerak
turun / ke bawah terjadi penurunan dalam silinder, tepatnya antara piston
dengan tutup silinder. Katup isap
membuka dan bahan pendingin diisap masuk melalui katup isap dalam silinder. Pada saat piston bergerak ke atas / naik, gas
yang ada di dalam silinder termampatkan dan ditekan ke atas. Katup tekan terbuka, gas tertekan keluar
melalui katup tekan ini ( Vitex, 2002 ).
b)
Kompresor putar (Rotary)
Kompresor putar adalah
kompresor yang menggunakan sepasang rotor yang berputar untuk mengisap dan
menekan refrigeran. Konstruksi kompresor Rotari lebih sederhana dan suaranya
lebih halus (Stoecker. et al,
1996 ).
c)
Kompresor sekrup
Kompresor sekrup adalah kompresor
yang bagian hisap dan tekan berupa
sepasang sekrup berulir.
Kompresor ini mempunyai sedikit bagian yang bergesekan, kompresi stabil
terhadap pengaruh cairan yang terserap dalam refrigeran. Mekanisme kompresi ada
tiga langkah yaitu langkah hisap, pemampatan dan tekan.
d)
Kompresor semi hermetik
Kompresor semi hermetik adalah jenis kompresor yang
motor listrik dan kompresornya berdiri sendiri – sendiri, tetapi dihubungkan
sehingga seolah – olah menjadi satu bagian.
Untuk memutarkan kompresor, poros motor listrik dihubungkan dengan poros
kompresornya langsung ( Sumanto, 2004 )
e)
Kompresor hermetik
Kompresor hermetik adalah
kompresor yang rotor motor listrik dengan kompresor ada dalam satu rumah dan
penyambungan rumahnya dilakukan dengan
pengelasan, sehingga terjadi kedap udara. Kompresor ini tak dapat dibuka
kecuali dengan memotongnya.
Sedangkan kompresor
menurut tingkatan kompresinya (Mycom W Series Manual) meliputi :
a.
Kompresor satu tingkat (Single Stage)
Kompresor satu tingkat adalah
sebuah kompresor yang satu buah saluran hisap dan satu buah saluran tekan. Uap
refrigeran masuk melewati suction
strainer (saluran pembagi ke masing – masing silinder). Kemudian masuk ke suction chamber yaitu ruangan hisap,
diteruskan ke dalam ruang silinder. Kemudian dimampatkan dalam ruang silinder
selanjutnya ditekan melalui saluran tekannya.
b. Kompresor dua tingkat (Double
Stage)
Kompresor dua tingkat adalah kompresor yang dua saluran hisap dan dua
saluran tekan. Uap hasil dari penghisapan dan penekanan pertama yang berupa uap
bersuhu dan bertekanan tinggi di
dinginkan di dalam gas cooler yaitu
pendingin gas atau uap refrigeran sementara. Uap refrigeran yang bersuhu rendah
dan bertekanan tinggi kemudian dihisap ke saluran hisap dan tekan berikutnya
untuk mendapat uap refrigeran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Uap
refrigeran tersebut selanjutnya disalurkan ke oil separator dan seterusnya.
2 . Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang
berfungsi untuk melepaskan panas yang diserap refrigeran di evaporator dan
panas yang terjadi selama kompresi ( E.
Karyanto 2004 )
Jenis- jenis kondensor
yang kebanyakan dipakai adalah sebagai berikut:
a) Kondensor pipa ganda ( Tube and Tube)
Jenis kondensor ini
terdiri dari susunan dua pipa koaksial, dimana refrigeran mengalir melalui
saluran yang berbentuk antara pipa dalam dan pipa luar, dari atas ke bawah.
Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam dengan arah yang berlawanan dengan arah aliran
refrigeran.
b) Kondensor tabung dan koil (
Shell and Coil )
Yaitu bentuk konstruksi dari kondensor
yang tersusun dari satu atau lebih koil – koil bare tube atau fine tube yang
dimasukkan ke dalam tabung baja yang di las.
Air ( water ) bersirkulasi
melalui koil, sementara bahan pendingin (
refrigerant ) di simpan dalam tabung
dan merendam koil air tersebut sehingga terjadi perpindahan panas ( E. Karyanto, 2004 ).
c)
Kondensor pendingin udara
Kondensor pendingin udara adalah
jenis kondensor yang terdiri dari koil pipa pendingin yang bersirip pelat
(tembaga atau aluminium). Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang
pendingin, gas refrigeran yang bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas dari
koil dan secara berangsur mencair dalam alirannya ke bawah.
d)
Kondensor tabung dan pipa
horizontal (Shell and Tube)
Kondensor tabung dan pipa
horizontal adalah kondensor tabung yang di dalamnya banyak terdapat pipa – pipa
pendingin, dimana air pendingin mengalir dalam pipa – pipa tersebut. Ujung dan pangkal pipa terikat pada pelat
pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat untuk
membagi aliran air yang melewati pipa – pipa. (Lihat Gambar 3).
Gambar 2. Kondensor Tipe Shell and Tube
(Sumber: E.
Karyanto, 2004 )
3. Receiver
Receiver adalah suatu alat yang berfungsi
untuk menampung cairan bahan pendingin yang merupakan cairan hasil pengembunan dari kondensor. Hasil dari
pengembunan tersebut semuanya tertampung di dalam bejana (receiver) yang sementara sebelum mengalir menuju ke katup ekspansi.
Receiver ini juga dapat difungsikan sebagai pengumpul refrigeran pada saat
perbaikan unit refrigerasi. Adapun
bentuk dari receiver itu sendiri ada yang vertikal ada juga yang
horisontal berbentuk silinder yang terdapat katup pengamanan, katup gas purger, keran cerat minyak pelumas,
indikator cairan ( sight glass ) dan equalizer.
4. Katup Ekspansi
Menurut Stoecker (1996), Katup ekspansi
berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan refrigeran dan mengatur jumlah aliran
refrigeran yang masuk ke dalam
evaporator degan cara pengabutan. Ada berbagai macam katup ekspansi yang sering
dipakai dalam unit mesin refrigerasi antara lain:
a)
Katup ekspansi thermostatik (Thermostatic expantion valve).
b)
Katup ekspansi manual (manual
expansion valve).
c)
Katup apung (float valve).
d) Katup tekanan tetap (Constant Pressure expansion Valve )
e)
Katup kapilar (Capillary Tube).
Pada kapal – kapal ikan banyak menggunakan katup ekspansi thermostatik
yang dipergunakan untuk evaporator kering dan katup apung untuk evaporator
basah. Adapun untuk unit
refrigerasi dalam skala kecil menggunakan jenis pipa kapiler.
a). Katup Ekspansi Manual
Jenis katup ini pada dasarnya
berfungsi sebagai penyumbat biasa, dan lubang celah serta penyumbatnya dibuat
halus agar katup ini dapat dibuka mulai dari yang minimum hingga maksimum dan pegangannya terdapat skala yang dapat diamati
.
b). Katup ekspansi Otomatis
Katup ekspansi otomatis ini termasuk
katup model lama, namun katup ini dapat mempertahankan tekanan evaporator yang
tetap, meskipun beban pada evaporator berubah – ubah. Jumlah refrigeran yang
masuk ke evaporator sama dengan jumlah refrigeran yang dihisap oleh kompresor.
c). Katup Ekspansi Thermostatik
Katup ekspansi thermostatik dapat
mengatur jumlah aliran refrigeran secara otomatis ke evaporator, bila beban
pendinginan bertambah maka tempertur dan tekanan akan naik pula. Selain itu
juga katup ini dapat di stel untuk menentukan superheat yang di kehendaki pada uap yang meninggalkan evaporator.
5. Evaporator
Menurut Arismunandar ( 1986 ),
evaporator adalah media yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran atau menyerap panas dari suatu produk atau
ruangan. Evaporator dapat dibagi dalam beberapa macam yaitu jenis ekspansi
kering, setengah basah, basah dan sistem pompa cairan, namun jenis evaporator
yang banyak digunakan di kapal adalah sebagai berikut:
a)
Evaporator jenis ekspansi
kering (Dry Expansion Evaporator)
Evaporator
jenis ekspansi kering ini bekerja dimana cairan refrigeran yang dikabutkan
tersebut melalui katup ekspansi, sehingga refrigeran yang diterima evaporator
berupa uap kering sehingga sebagian besar evaporator berisi uap kering dan
jumlahnya pun relatif sedikit.
Uap refrigeran yang masuk ke dalam evaporator diatur
oleh katup ekspansi sehingga refrigeran yang meninggalkan evaporator dalam
keadaan jenuh (lihat gambar 3, evaporator
jenis ekspansi kering).
Gambar 3. Evaporator Jenis Ekspansi Kering
Sumber : IIyas, (1993 )
b).
Evaporator jenis ekspansi
basah (Flooded Evaporator )
Evaporator jenis ekspansi basah
ini didalamnya hampir di penuhi
dengan cairan refrigeran baik dalam keadaan beroperasi
maupun tidak beroperasi. Efek pendinginan yang di timbulkan oleh cairan
refrigeran yang menguap dengan tekanan rendah pada ukuran yang sama maka
evaporator basah mempunyai kapasitas yang lebih besar di banding dengan
evaporator jenis kering (lihat gambar 4,
Evaporator jenis ekspansi basah).
Gambar 4. Evaporator Jenis Ekspansi Basah
Sumber : IIyas, (1993)
2.4.2
Komponen Bantu Mesin Refrigerasi
Komponen Bantu sangat menunjang kesempurnaan kerja dari unit mesin
refrigerasi khususnya mesin refrigerasi yang berkapasitas besar. Adapun
komponen bantu yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a) Oil Separator
Oil separator adalah alat pemisah
antara uap refrigeran yang bersuhu dan bertekanan tinggi dengan minyak pelumas.
Oil separator ini dipasang antara
kompresor dengan kondensor sedangkan
cara kerjanya yaitu minyak pelumas yang bercampur dengan uap refrigeran
dengan kecepatan tertentu menabrak penghalang yang bercelah sehingga minyak
pelumas akan jatuh didasar pada oil
separator tersebut dan kembali ke karter kompresor. Sedangkan uap
refrigeran akan naik dan masuk ke kondensor.
b) Filter dryer
Filter dryer berfungsi untuk
mengeringkan cairan bahan pendingin dari kandungan air dan kotoran di samping
itu juga berguna untuk menyaring refrigeran. Alat ini dipasang pada saluran
tekanan tinggi yaitu antara penampung (Receiver) dengan katup ekspansi.
c)
Indikator atau Gelas penduga
Indikator ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya cairan refrigeran bertekanan tinggi yang mengalir
ke katup ekspansi selain itu juga digunakan untuk mendeteksi masih baik atau buruk
kondisi filter and dryer.
alat
ini dipasang setelah filter and dryer.
d) Alat kontrol tekanan ( Pressure Gauge)
Alat kontrol tekanan
berfungsi untuk mengetahui tekanan refrigeran baik dari sisi tekanan tinggi maupun sisi
tekanan rendah.
e)
Thermometer
Thermometer adalah suatu alat yang berfungsi
untuk mengetahui berapa temperatur dari
ruang pembekuan, ruang penyimpan beku atau temperatur dari gas buang.
f)
Katup solenoid
Katup solenoid digunakan untuk mengalirkan refrigeran atau meloloskan
refrigeran. Kerja dari katup solenoid berdasarkan ada atau tidaknya aliran arus
listrik yang menggerakkan katup tersebut . Katup ini dipasang pada saluran
refrigeran cair yang bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi.
g)
Akumulator
Pengunaan akumulator terdapat pada unit
mesin refrigerasi dengan kapasitas mesin yang besar, yang fungsinya untuk
membantu m enjadikan refrigeran seratus persen uap yang nantinya di hisap oleh
kompresor.
h)
Sakelar pemutus tekanan tinggi
(High Pressure Cut – off Switch )
Sakelar ini merupakan alat kontrol tekanan
dan berfungsi juga sebagai alat keamanan tekanan tinggi pada kompresor yang tekanannya terlalu tinggi
dari standar normal.
i)
Sakelar Pemutus Tekanan
Rendah (Low Pressure Cut – off Switch )
Sakelar pemutus tekanan rendah adalah suatu
kontrol yang berfungsi untuk mematikan
kompresor pada saat tekanan rendah (suction)
di bawah standar normal dan mencegah terjadinya pembekuan pada evaporator serta
dapat mencegah masuknya udara, air ke dalam sistem. Apabila terjadi kebocoran
pada sisi tekanan rendah pada waktu tekanan hisap turun sampai di bawah batas tekanan rendah yang telah di tentukan,
maka titik kontaknya membuka kemudian kompresor berhenti.
j)
Sakelar Kontrol Tekanan minyak
pelumas
Pada waktu kompresor beroperasi diperlukan
suatu alat kontrol minyak pelumas yang berfungsi untuk melindungi sistem –
sistem dalam kompresor. Alat ini dapat menghentikan kerja kompresor
bila tekanan minyak pelumas di bawah batas minimum.
2.5
Sistem Pengoperasian Unit Mesin Refrigerasi
Pengoperasian
mesin refrigerasi adalah suatu tindakan untuk menjalankan unit mesin
refrigerasi dengan tahap – tahap tertentu sesuai dengan prosedur. Spesifikasi mesin
refrigerasi berbeda – beda, sehingga prosedur pengoperasian dari masing –
masing unit belum tentu cocok untuk yang lainnya. Maka sebelum mengoperasikan
mesin refrigerasi harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu karakteristik
tiap-tiap komponen serta bagaimana menjalankannya.
2.5.1
Persiapan Sebelum
Mengoperasikan Mesin
Adapun hal – hal yang
di lakukan sebelum mengoperasikan mesin refrigerasi adalah:
a. Memeriksa jumlah minyak pelumas melalui
kaca penduga pada kompresor.
b. Memeriksa instalasi tenaga listriknya (
voltage, arus, frequensi dan lainnya) pada panel kontrol yang terdapat di ruang
mesin.
c. Periksa ketegangan V- belt bila memakai V-Belt dari motor
listrik yang menggerakkan kompresor.
d. Memeriksa kondisi sekitar mesin refrigerasi
seperti kekencangan baut – baut
dudukan kompresor dan benda – benda yang
membahayakan bila mesin beroperasi.
2.5.2 Tindakan Pada Saat Mengoperasikan
Mesin
Beberapa langkah saat menjalankan
mesin refrigerasi adalah:
a. Membuka semua katup (Stop Valve) yang bertekanan tinggi (Discharge
Pressure) baik pada kompresor, kondensor maupun receiver.
b. Menekan
tombol “ ON “ untuk men-start kompresor, kemudian membuka katup
hisap pada kompresor dangan berlahan - lahan dan amati alat kontrol tekanan
rendah (Low Pressure Control) dan kontrol tekan tinggi (High Pressure
Control ) pada kontrol kompresornya.
c. Menjalankan blower evaporator yang terdapat dalam ruang pendinginan ( Cold Storage).
d Membuka katup ekspansi secara perlahan –
lahan agar terjadi proses ekspansi refrigeran pada evaporator.
e. Menyesuaikan pembukaan katup (Stop Valve) yang terdapat pada tekanan
rendah ( Low Pressure) dengan
pembukaan katup ekspansi pada evaporator.
f. Memperhatikan kerja mesin apabila
kemungkinan terjadinya gangguan. Kalau
terjadi sesuatu gangguan maka dengan cepat dapat diidentifikasi, bila
perlu hentikan kerja kompresor bila mana diperkirakan susah penanggulangannya
g. Periksa kemungkinan terjadinya kebocoran refrigeran pada sambungan atau pada katup-
katup (Stop Valve)
h. Memperhatikan kerja dari semua alat ukur
yang memberikan identifikasi
kepada perwira mesin bahwa unit mesin refrigerasi bekerja dengan normal
atau tidak normal.
i.
Mencatat
semua hal – hal yang terjadi pada saat
jam jaga yang berkaitan dengan operasional mesin pada buku jurnal harian mesin.
2.5.3
Prosedur Mematikan Mesin
Adapun langkah – langkah yang harus diperhatikan
dalam prosedur memaatikan mesin adalah sebagai berikut:
a.
Menutup katup keluaran (Stop Valve) receiver sehingga cairan
refrigeran tidak masuk ke evaporator.
b.
Tutup katup hisap (Stop Valve ) tekanan rendah pada kompresor
c.
Mematikan kompresor dengan menekan tombol “OFF” , kemudian menutup
katup tekan (Discharge stop valve)
pada kompresor.
2.5.4
Penjurnalan Mesin Refrigerasi Saat Beroperasi
Kegiatan penjurnalan
mesin sangat penting, karena dengan menganalisa hasil penjurnalan maka seorang
ahli mesin dapat mengetahui terjadinya gangguan dan kerja mesin dengan cepat.
Dalam penjurnalan operasi mesin refrigerasi
dilakukan 4 jam sekali dan hal – hal yang perlu dicatat dalam penjurnalan antara
lain:
1.
Tekanan kerja kompresor (pemasukan, pengeluaran ) dan volume minyak
pelumas.
2.
Suhu uap hisap dan suhu uap mampat.
3.
Suhu air pendingin yang masuk dan keluar dari kondensor.
4. Suhu ruang pembekuan (freezer room) dan ruang penyimpanan beku (Cold Storage).
5.
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang perlu di lakukan.
Tabel 1.
Standar Normal Kerja dari Mesin
Refrigerasi
Bagian Mesin Refrigerasi
|
Komponen yang di periksa
|
Jenis Pemeriksaan
|
Standart
|
Kompresor
|
Minyak Pelumas
|
Volume
|
Minimal ½ dari indikator
|
Tekanan
|
Untuk R22 (1,2 -3,0) kg /cm2
|
||
Warna
|
Kuning
Kecoklatan
|
||
Tek.Hisap (Suction)
|
Tekanan
|
Temperatur Penguapan + 5 0 C
|
|
Tek. Keluaran (Discharge)
|
Tekanan
|
Bertekanan antara 12,26 hingga 15,75 kg
/cm2
|
|
Motor listrik Penggerak Kompresor
|
Sumber listrik
|
Tegangan listrik
|
Penyimpangan Voltage 5%
|
Arus Listrik
|
Tetap
|
||
Bantalan Kompresor
|
Kekencangan baut
|
Kekencangan Normal
|
|
Kumparan Motor lisrik
|
Temperatur
|
Panas ± 60o C
|
|
Oil Separator
|
Kondisi Tabung
|
Temperatur
|
Hangat
|
Kondensor
|
Air Pendingin
|
Masuk
|
Sesuai dengan suhu air laut
|
Keluar
|
Temperatur Air masuk + 40 C
|
||
Receiver
|
Gelas Penduga
|
Volume Refrigeran
|
Minimal 1/3 dari gelas penduga
|
Filter and dryer
|
Tabung filter and dryer
|
Temperature
|
Hangat
|
Katup ekspansi
|
Fisik
|
Suara
|
Mendesis rata
|
Bunga
es
|
Saluran
ke evaporator frost
|
||
Evaporator
|
|
Temperatur
|
- 25 hingga -12 0 C
|
Katup Solenoid
|
Fisik
|
Temperatur
|
Hangat
|
Sumber: Hartanto. (1994)
2.6 Manajemen Pengoperasian dan
Perawatan Unit Mesin Refrigerasi
Manajemen adalah suatu proses kegiatan mengelola unsur-unsur manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dengan
menggunakan 5M ( Man, money, material, methods,
Market ). Adapun
fungsi-fungsi manajemen ( Yayat, 2001 ) tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah membuat gambaran tindakan yang harus dikerjakan
nantinya sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun perencanaan
sebelum melakukan perawatan adalahsebagai berikut:
a)
Apa penyebab kerusakan sehingga
perlu perawatan.
b)
Mengapa perlu perawatan.
c)
Kapan,
dimana, dan bagaimana perawatan tersebut dilakukan.
d)
Siapa
saja yang terlibat dalam perawatan.
2)
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu pembagian
tugas pekerjaan antar anggota dalam suatu kelompok.
3)
Penggerakan (Actuating)
penggerakan adalah kemampuan untuk menggerakkan bawahan yang telah
dibagi tugasnya tersebut sehingga mereka melaksanakan tugas dan fungsinya
secara optimal.
4)
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu tindakan untuk mengontrol bawahan agar
mereka dapat bekerja sesuai standart kerja atau hasil dari pekerjaan tersebut
sesuai yang diharapkan.
2.7 Perawatan Mesin Refrigerasi
Perawatan adalah tindakan pemeliharaan hingga perbaikan dengan
tujuan memperpanjang usia pakai dari suatu mesin. Perwatan yang di lakukan pada mesin pendingin disesuaikan dengan
perlengkapan peralatannya, makin banyak peralatan yang dipakai maka makin banyak hal yang dilakukan, selain itu
peralatan harus dirawat sesuai dengan petunjuk perawatan.
Adapun tahapan untuk perawatan unit mesin
refrigerasi meliputi :
2.7.1 Perawatan Terencana
Perawatan terencana
adalah jenis perawatan yang telah dijadwalkan bahkan merupakan kegiatan rutinan
yang harus dikerjakan.
A. Perawatan pencegahan
a. Perawatan yang dikerjakan pada saat kapal
beroperasi.
b. Perawatan yang dikerjakan pada waktu kapal
berhenti.
Contoh perawatan terencana:
1.
Perawatan Harian
1) Periksa oli pelumas kompresor.
2)
Periksa tekanan minyak pelumas, Tekanan pengisapan (Suction), tekanan pengeluaran (Discharge).
3) Periksa Frost pada evaporator.
2. Perawatan Mingguan
a) Periksa apakah mesn pendingin
terdapat kebocoran atau tidak.
b) Periksa apakah minyak pelumas
terjadi kebocoran melalui penutup poros.
3. Perawatan Bulanan
a)
Periksa kekencangan kopling motor listrik yang
menggerakkan kompresor
b)
Periksa keselarasan
kopling kompresor dengan motornya.
c)
Periksa apakah ada udara luar yang masuk ke
kompresor.
4. Perawatan Enam Bulanan.
a)
Periksa bearing
pada semua motor listrik.
b)
Periksa timbal anode pada kondensor dan bersihkan
saluran air di dalamnya.
c)
Periksa kebocoran refrigeran melalui pipa kondensor.
d)
Periksa alat kontrol tekanan baik tekanan tinggi,
rendah maupun minyak pelumas.
5. Perawatan Tahunan
a)
Periksa dan bersihkan semua relay, Starter,
kontaktor listrik.
b) Bersihkan semua saluran air
pendingin
c) Ganti minyak pelumas kompresor.
d) Bersihkan filter pelumas di dalam
kompresor.
B.
Perbaikan
a.
Perawatan dengan reparasi kecil.
Contohnya: penyetelan katup ekspansi,
b.
Perawatan reparasi besar ( Over
Haul ).
Contohnya
: mengganti ring piston kompresor, mengganti katup suction dan katup discharge.
2.7.2 Perawatan Tidak Terencana
Perawatan
tidak terencana adalah perawatan yang dilakukan yang tidak diketahui
sebelumnya, sehingga perlu penanganan segera.
Contohnya : Filter and dryer tersumbat, tekanan minyak pelumas drop.
trimaksh...gan post''nya sangat membantu
BalasHapusmantap
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri