Minggu, 22 April 2012

refrigrasi


2  TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Pengertian Refrigerasi
       Refrigerasi adalah suatu usaha untuk memelihara tingkat suhu dari suatu produk atau ruangan agar suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan sekitarnya dangan cara penyerapan panas dari  bahan atau ruangan itu, dan dapat diartikan juga bahwa refrigerasi sebagai suatu pengelolaan terhadap panas (IIyas, 1993 ).
2.1.1 Prinsip Dasar Refrigerasi
        Secara umum, prinsip refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari dalam ruangan yang tertutup kedap lalu memindahkan serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut. Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu tenaga atau energi, energi yang paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga listrik untuk menggerakkan kompresor unit refrigerasi  (Ilyas, 1993 ).
       Refrigerasi memanfaatkan sifat – sifat panas (thermal) dari refrigeran selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk cair menjadi gas dan sebaliknya dari gas menjadi cair.
                  Gambar.1 Siklus Kerja Mesin Refrigerasi ( Sumber:  Ilyas, 1993  )   
2.1.2    Proses yang Berlangsung pada Sistem Refrigerasi
       Menurut IIyas (1993), beberapa proses yang berlangsung dari unit  mesin refrigerasi adalah sebagai berikut:
1). Penguapan
Penguapan adalah proses refrigeran cair yang berada dalam evaporator menguap pada suhu tetap. Meskipun telah menyerap panas  dari produk atau ruangan yang didinginkannya, penyerapan panas selama penguapan  tersebut tidak disertai oleh kenaikan suhu
      2). Pemampatan
            Pemampatan adalah suatu proses refrigeran yang berupa uap dingin dari evaporator di hisap oleh kompresor dan kemudian di mampatkan  sehingga suhu dan tekanannya berubah menjadi tinggi. Setelah di mampatkan kemudian refrigeran tersebut di tekan menuju kondensor
      3). Pengembunan
            Proses pengembunan pada dasarnya adalah mengenyahkan panas dari refrigeran yang bersuhu dan bertekanan tinggi di dalam kondensor dimana medium pengembunannya dapat berupa air atau udara sehingga panas  refrigeran diserap oleh medium tersebut
4).  Pemuaian
            Pemuaian adalah suatu proses pengaturan bentuk refrigeran supaya memuai atau mengabut dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya  uap refrigeran dingin di evaporator. Cara kerjanya yaitu tekanan cairan refrigeran dijatuh tekankan  pada katup ekspansi  sehingga suhunya  menjadi di bawah  suhu ruangan yang direfrigerasi.

2.2   Bahan Pendingin  ( Refrigerant )
       Bahan pendingin adalah media pendingin yang berbentuk cairan maupun gas dan memiliki titik didih sangat rendah pada tekanan 1 Atm. Dewasa ini banyak digunakan baha refrigeran yang mengandung CFC.  Namun dewasa ini sangt gencar dibicarakan oleh pakar – pakar lingkungan hidup mengenai penipisan  lapisan ozon yang dirusak oleh gas – gas klorine yang dilepaskan manusia maupun melalui proses alamiah.  Pada mulanya para ilmuan berpendapat penipisan ozon utama adalah disebabkan nitrogen oksida yang berasal dari pesawat supersonik.  Belakangan ini perhatian ilmuan beralih pada zat kimia yang dibuat oleh manusia, yaitu Clorofluoro Carbon ( CFC ).  Dampak penipisan ozon sangat berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, kehidupan tumbuh – tumbuhan, dan binatang.  Selain itu, juga berdampak negatif terhadap iklim, yaitu meningkatkan suhu rata - rata dan perubahan iklim global serta pencemaran udara  ( Sumanto, 2004 ).
            Sumanto ( 2004 ) mengatakan bahwa, bahan pendingin dibagi menjadi dua yaitu  :
  1.   Amonia ( R 717 atau NH3 )
Amonia ( R 717 ) digunakan secara luas pada mesin refrigerasi yang besar ( industri ).  Titik didih normalnya adalah 33ºC.  Amonia mempunyai karakteristik bau meskipun pada konsentrasi yang kecil di udara.  Tidak dapat terbakar, tetapi meledak ketika bercampur dengan udara dengan prosentase volume 13 : 28.  Karena efek korosi dari amonia, maka tembaga atau campuran tembaga harus tidak digunakan pada mesin – mesin yang menggunakan amonia.
2.      Fluorinated ( CFC )
Fluorinated adalah refrigeran yang aman dan tidak beracun yang banyak dipakai sekarang ini. Adapun di pasaran dikenal dengan  Freon, genetron, frigen, areton, isotron, asahi frond dan lain -   lain.    
    Jenis refrigeran ini terdiri dari :
   R 11  ( tricloromono fluoro metane = CCI3F)
   R 12   ( Dichloro difluoro methane = CCL2F2 )
   R 22   ( Monochloro difluoro methane = CHCLF2 )
   R 502(Campuran antara CCL2F2 - CF3 = 51,2 % dan CHCLF2 = 48,8  %)
2.2.1   Syarat – Syarat Bahan Pendingin ( Refrigerant )
Sumanto ( 2004 ) mengatakan bahwa, untuk keperluan suatu jenis pendinginan ( misal untuk pendinginan udara atau pengawetan beku ) diperlukan refrigeran dengan karakteristik termodinamika yang tepat.  Adapun syarat – syarat umum untuk refrigeran adalah  :
1.      Tidak beracun dan tidak berbau merangsang
2.      Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, pelumas, dan sebagainya
3.      Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin
4.      Bila terjadi kebocoran mudah dicari
5.      Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah
6.      Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan, diembunkan, dan diuapkan
7.      Perbedaan antara tekanan penguapan dan tekanan pengembunan ( kondensasi ) harus sekecil mungkin
8.      Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator dapat maksimal
9.      Tidak merusak tubuh manusia
10.  Konduktivitas thermal yang tinggi
11.  Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah, agar tahanan aliran refrigeran dalam pipa sekecil mungkin
12.  Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik
13.  Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.

2.3  Minyak Pelumas Kompresor
            Minyak pelumas  mesin refrigerasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian – bagian kompresor yang bergesekan. Sebagian dari minyak pelumas bercampur dengan refrigeran dan masuk kedalam kondensor dan evaporator. Minyak pelumas harus memiliki sifat yang baik dan tidak menyebabkan terjadinya gangguan – gangguan.
2.3.1  Syarat – Syarat Minyak Pelumas
E.  Karyanto ( 2004 ) mengatakan bahwa, minyak pelumas kompresor yang baik harus memiliki sifat – sifat berikut ini  :
1.      Mempunyai struktur kimia yang stabil ( Good chemical stability ), tidak mudah bereaksi dengan bahan pendingin ( refrigerant ) atau benda lain yang banyak dipakai pada sistem pendingin
2.      Tidak merusak tembaga pada suhu 250ºF ( 121ºC )
3.      Mempunyai titik gumpal ( Block Point ) yang rendah -70ºF ( -57ºC )
4.      Tidak mengandung air, tir, lilin, dan lain – lain kotoran
5.      Mempunyai pour point ( suhu terendah ) dimana minyak masih dapat mengalir dengan suhu yang rendah
6.      Tidak berbusa, karena jika berbusa minyak pelumas dapat terbawa oleh bahan pendingin masuk ke kompresor, dapat merusak katup kompresor
7.      Mempunyai dielektrik ( tidak menghantarkan listrik ) yang kuat
8.      Mempunyai kekentalan ( Viscosity ) pada 100ºF ( 37,8ºC )
 2.3.2  Cara Pelumasan pada Kompresor
            Moelyanto ( 2001 ) mengatakan bahwa, suatu kompresor dapat dilumasi dengan salah satu atau kombinasi dari cara – cara berikut di bawah ini  :
1.      Percikan
Rumah engkol pada sistem ini berfungsi sebagai penampung minyak pelumas sampai kira – kira sama tinggi dengan dasar lager utama.  Setiap gerakan poros engkol, batang torak, atau bagian lainnya akan tercelup pada pelumas sehingga menyebabkan percikan ke arah dinding silinder, metal, lager dan sebagainya.  Kadang – kadang batang torak diberi alur untuk membawa pelumas ke pena torak.

2.      Aliran
Pelumas dari penampung dinaikkan dengan suatu cincin, piringan, ulir, atau alat lain yang berputar ke dalam penampung yang terletak lebih tinggi.  Dari sini pelumas tersebut dialirkan secara gravitasi ke bagian – bagian yang memerlukan pelumasan.
3.      Tekanan
Pelumasan sistem ini menggunakan pompa pelumas yang terletak pada ujung poros engkol untuk mengalirkan pelumas dari penampung ke bagian yang bergesekan melalui tabung atau saluran di dalam poros engkol dan batang torak.  Sebuah penyaring dipasang pada bagian penghisapan pompa dan ada kalanya dipasang lagi penyaring setelah pompa.
2.4    Komponen – Komponen Mesin Refrigerasi             
2.4.1  Komponen  Utama  Mesin Refrigerasi
       Secara garis besar komponen utama mesin refrigerasi dapat dikelompokkan antara lain:
1.   Kompresor
Kompresor adalah komponen yang berfungsi  untuk menghisap, memampatkan kemudian menekan uap refrigeran agar bersirkulasi ke seluruh sistem refrigerasi  sehingga diharapkan terjadi perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah (IIyas, 1993).



       Berikut adalah jenis - jenis kompresor menurut konstruksinya yang sering dipakai:
a)          Kompresor  torak
      Kompresor torak adalah suatu kompresor yang proses pengisapan dan penekanan terhadap refrigeran menggunakan torak. Sebagian besar unit refrigerasi berkapasitas besar menggunakan kompresor torak.  Kompresor torak memiliki cara kerja yang sama dengan motor dua tak.  Kompresor memiliki silinder, yang didalamnya piston bergerak turun – naik.  Gerak turun – naiknya piston disebabkan oleh kerja motor listrik di dalam kompresor.  Pada saat piston bergerak turun / ke bawah terjadi penurunan dalam silinder, tepatnya antara piston dengan tutup silinder.  Katup isap membuka dan bahan pendingin diisap masuk melalui katup isap  dalam silinder.  Pada saat piston bergerak ke atas / naik, gas yang ada di dalam silinder termampatkan dan ditekan ke atas.  Katup tekan terbuka, gas tertekan keluar melalui katup tekan ini ( Vitex,  2002 ).
b)      Kompresor putar (Rotary)
Kompresor putar adalah kompresor yang menggunakan sepasang rotor yang berputar untuk mengisap dan menekan refrigeran. Konstruksi kompresor Rotari lebih sederhana dan suaranya lebih halus (Stoecker. et al, 1996  ).
c)      Kompresor sekrup
Kompresor sekrup adalah kompresor yang bagian hisap dan tekan berupa  sepasang sekrup berulir.  Kompresor ini mempunyai sedikit bagian yang bergesekan, kompresi stabil terhadap pengaruh cairan yang terserap dalam refrigeran. Mekanisme kompresi ada tiga langkah yaitu langkah hisap, pemampatan dan tekan.
d)     Kompresor semi hermetik
Kompresor semi hermetik adalah jenis kompresor yang motor listrik dan kompresornya berdiri sendiri – sendiri, tetapi dihubungkan sehingga seolah – olah menjadi satu bagian.  Untuk memutarkan kompresor, poros motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung ( Sumanto, 2004 )
e)      Kompresor hermetik
Kompresor hermetik adalah kompresor yang rotor motor listrik dengan kompresor ada dalam satu rumah dan penyambungan rumahnya  dilakukan dengan pengelasan, sehingga terjadi kedap udara. Kompresor ini tak dapat dibuka kecuali dengan memotongnya.
            Sedangkan kompresor menurut tingkatan kompresinya  (Mycom W Series Manual) meliputi :
a.       Kompresor satu tingkat (Single Stage)
      Kompresor satu tingkat adalah sebuah kompresor yang satu buah saluran hisap dan satu buah saluran tekan. Uap refrigeran masuk melewati suction strainer (saluran pembagi ke masing – masing silinder). Kemudian masuk ke suction chamber yaitu ruangan hisap, diteruskan ke dalam ruang silinder. Kemudian dimampatkan dalam ruang silinder selanjutnya ditekan melalui saluran tekannya.
b.      Kompresor dua tingkat (Double Stage)
      Kompresor dua tingkat adalah kompresor yang dua saluran hisap dan dua saluran tekan. Uap hasil dari penghisapan dan penekanan pertama yang berupa uap bersuhu dan bertekanan tinggi  di dinginkan di dalam gas cooler yaitu pendingin gas atau uap refrigeran sementara. Uap refrigeran yang bersuhu rendah dan bertekanan tinggi kemudian dihisap ke saluran hisap dan tekan berikutnya untuk mendapat uap refrigeran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Uap refrigeran tersebut selanjutnya disalurkan ke oil separator dan seterusnya.
2 .   Kondensor
       Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk melepaskan panas yang diserap refrigeran di evaporator dan panas yang terjadi selama kompresi ( E.  Karyanto 2004 )
      Jenis- jenis kondensor yang kebanyakan dipakai adalah sebagai berikut:
a)      Kondensor pipa ganda ( Tube and Tube)
            Jenis kondensor ini terdiri dari susunan dua pipa koaksial, dimana refrigeran mengalir melalui saluran yang berbentuk antara pipa dalam dan pipa luar, dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam dengan  arah yang berlawanan dengan arah aliran refrigeran.
b)      Kondensor tabung dan koil ( Shell and Coil )
Yaitu bentuk konstruksi dari kondensor yang tersusun dari satu atau lebih koil – koil bare tube atau fine tube yang dimasukkan ke dalam tabung baja yang di las.  Air ( water ) bersirkulasi melalui koil, sementara bahan pendingin ( refrigerant ) di simpan dalam  tabung dan merendam koil air tersebut sehingga terjadi perpindahan panas ( E.  Karyanto, 2004 ).

c)      Kondensor pendingin udara
             Kondensor pendingin udara adalah jenis kondensor yang terdiri dari koil pipa pendingin yang bersirip pelat (tembaga atau aluminium). Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang pendingin, gas refrigeran yang bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas dari koil dan secara berangsur mencair dalam alirannya ke bawah.
d)     Kondensor tabung dan pipa horizontal (Shell and Tube)
             Kondensor tabung dan pipa horizontal adalah kondensor tabung yang di dalamnya banyak terdapat pipa – pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir dalam pipa – pipa tersebut. Ujung dan pangkal pipa terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipa – pipa. (Lihat Gambar 3).




   Gambar 2. Kondensor Tipe Shell and Tube
(Sumber: E.  Karyanto, 2004 )
3.  Receiver
    Receiver adalah suatu alat yang berfungsi untuk menampung cairan bahan pendingin yang merupakan cairan hasil   pengembunan dari kondensor. Hasil dari pengembunan tersebut semuanya tertampung di dalam bejana (receiver) yang sementara sebelum mengalir menuju ke katup ekspansi. Receiver ini juga dapat difungsikan sebagai pengumpul refrigeran pada saat perbaikan unit refrigerasi. Adapun  bentuk dari receiver itu sendiri ada yang vertikal ada juga yang horisontal berbentuk silinder yang terdapat katup pengamanan, katup gas purger, keran cerat minyak pelumas, indikator cairan  ( sight glass ) dan equalizer.
4.  Katup Ekspansi
       Menurut Stoecker (1996), Katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan refrigeran dan mengatur jumlah aliran refrigeran  yang masuk ke dalam evaporator degan cara pengabutan. Ada berbagai macam katup ekspansi yang sering dipakai dalam unit mesin refrigerasi antara lain:
a)      Katup ekspansi thermostatik (Thermostatic expantion valve).
b)      Katup ekspansi manual  (manual expansion valve).
c)      Katup apung (float valve).
d)     Katup tekanan tetap (Constant Pressure expansion Valve )
e)      Katup kapilar (Capillary Tube).
      Pada kapal – kapal ikan banyak menggunakan katup ekspansi thermostatik yang dipergunakan untuk evaporator kering dan katup apung untuk evaporator basah. Adapun untuk unit refrigerasi dalam skala kecil menggunakan jenis pipa kapiler.
a).  Katup Ekspansi Manual
            Jenis katup ini pada dasarnya berfungsi sebagai penyumbat biasa, dan lubang celah serta penyumbatnya dibuat halus agar katup ini dapat dibuka mulai dari yang minimum hingga maksimum dan  pegangannya terdapat skala yang dapat diamati .
b).  Katup ekspansi Otomatis
          Katup ekspansi otomatis ini termasuk katup model lama, namun katup ini dapat mempertahankan tekanan evaporator yang tetap, meskipun beban pada evaporator berubah – ubah. Jumlah refrigeran yang masuk ke evaporator sama dengan jumlah refrigeran yang dihisap oleh kompresor.
c).  Katup Ekspansi Thermostatik
          Katup ekspansi thermostatik dapat mengatur jumlah aliran refrigeran secara otomatis ke evaporator, bila beban pendinginan bertambah maka tempertur dan tekanan akan naik pula. Selain itu juga katup ini dapat di stel untuk menentukan superheat yang di kehendaki pada uap yang meninggalkan  evaporator.
5.  Evaporator
       Menurut Arismunandar ( 1986 ), evaporator adalah media yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran  atau menyerap panas dari suatu produk atau ruangan. Evaporator dapat dibagi dalam beberapa macam yaitu jenis ekspansi kering, setengah basah, basah dan sistem pompa cairan, namun jenis evaporator yang banyak digunakan di kapal adalah sebagai berikut:
a)   Evaporator jenis ekspansi  kering  (Dry Expansion Evaporator)
        Evaporator jenis ekspansi kering ini bekerja dimana cairan refrigeran yang dikabutkan tersebut melalui katup ekspansi, sehingga refrigeran yang diterima evaporator berupa uap kering sehingga sebagian besar evaporator berisi uap kering dan jumlahnya pun relatif sedikit.
Uap refrigeran yang masuk ke dalam evaporator diatur oleh katup ekspansi sehingga refrigeran yang meninggalkan evaporator dalam keadaan jenuh (lihat gambar 3, evaporator jenis ekspansi kering).


Gambar 3. Evaporator Jenis  Ekspansi Kering
Sumber : IIyas, (1993  )  

b).  Evaporator jenis ekspansi  basah  (Flooded Evaporator )
         Evaporator jenis ekspansi  basah ini didalamnya hampir di          penuhi dengan cairan refrigeran baik dalam keadaan beroperasi                                                                                                  maupun tidak beroperasi. Efek pendinginan yang di timbulkan oleh cairan refrigeran yang menguap dengan tekanan rendah pada ukuran yang sama maka evaporator basah mempunyai kapasitas yang lebih besar di banding dengan evaporator jenis kering (lihat gambar 4, Evaporator jenis ekspansi basah).

               Gambar 4. Evaporator Jenis  Ekspansi Basah
  Sumber : IIyas, (1993)

2.4.2        Komponen Bantu Mesin Refrigerasi
         Komponen Bantu sangat menunjang kesempurnaan kerja dari unit mesin refrigerasi khususnya mesin refrigerasi yang berkapasitas besar. Adapun komponen bantu yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a)      Oil Separator
            Oil separator adalah alat pemisah antara uap refrigeran yang bersuhu dan bertekanan tinggi dengan minyak pelumas. Oil separator ini dipasang antara kompresor dengan kondensor sedangkan  cara kerjanya yaitu minyak pelumas yang bercampur dengan uap refrigeran dengan kecepatan tertentu menabrak penghalang yang bercelah sehingga minyak pelumas akan jatuh didasar pada oil separator tersebut dan kembali ke karter kompresor. Sedangkan uap refrigeran akan naik dan masuk ke kondensor.
b)      Filter dryer
              Filter dryer berfungsi untuk mengeringkan cairan bahan pendingin dari kandungan air dan kotoran di samping itu juga berguna untuk menyaring refrigeran. Alat ini dipasang pada saluran tekanan tinggi yaitu antara  penampung (Receiver) dengan katup ekspansi.
c)      Indikator  atau Gelas penduga
              Indikator ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya cairan refrigeran bertekanan tinggi yang mengalir ke katup ekspansi selain itu juga digunakan  untuk mendeteksi masih baik atau buruk kondisi  filter and dryer.
      alat ini dipasang setelah filter and dryer.
d)     Alat kontrol tekanan ( Pressure Gauge)
         Alat kontrol tekanan berfungsi untuk mengetahui tekanan refrigeran baik        dari sisi tekanan tinggi maupun sisi tekanan rendah.
e)      Thermometer
         Thermometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui berapa   temperatur dari ruang pembekuan, ruang penyimpan beku atau temperatur dari gas buang.
f)       Katup solenoid
             Katup solenoid digunakan untuk mengalirkan refrigeran atau meloloskan refrigeran. Kerja dari katup solenoid berdasarkan ada atau tidaknya aliran arus listrik yang menggerakkan katup tersebut . Katup ini dipasang pada saluran refrigeran cair yang bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi.
g)      Akumulator
             Pengunaan akumulator terdapat pada unit mesin refrigerasi dengan kapasitas mesin yang besar, yang fungsinya untuk membantu m enjadikan refrigeran seratus persen uap yang nantinya di hisap oleh kompresor.

h)      Sakelar pemutus tekanan tinggi (High Pressure Cut – off Switch )
        Sakelar ini merupakan alat kontrol tekanan dan berfungsi juga sebagai alat keamanan tekanan tinggi  pada kompresor yang tekanannya terlalu tinggi dari standar normal.
i)        Sakelar Pemutus Tekanan Rendah  (Low Pressure Cut – off Switch )
             Sakelar pemutus tekanan rendah adalah suatu kontrol yang  berfungsi untuk mematikan kompresor pada saat tekanan rendah (suction) di bawah standar normal dan mencegah terjadinya pembekuan pada evaporator serta dapat mencegah masuknya udara, air ke dalam sistem. Apabila terjadi kebocoran pada sisi tekanan rendah pada waktu tekanan hisap turun sampai di bawah  batas tekanan rendah yang telah di tentukan, maka titik kontaknya membuka kemudian kompresor berhenti. 
j)        Sakelar Kontrol Tekanan minyak pelumas
       Pada waktu kompresor beroperasi diperlukan suatu alat kontrol minyak pelumas yang berfungsi untuk melindungi sistem – sistem dalam kompresor. Alat ini dapat menghentikan kerja  kompresor  bila tekanan minyak pelumas di bawah batas minimum.

2.5      Sistem Pengoperasian Unit Mesin Refrigerasi
        Pengoperasian mesin refrigerasi adalah suatu tindakan untuk menjalankan unit mesin refrigerasi dengan tahap – tahap tertentu sesuai dengan prosedur. Spesifikasi mesin refrigerasi berbeda – beda, sehingga prosedur pengoperasian dari masing – masing unit belum tentu cocok untuk yang lainnya. Maka sebelum mengoperasikan mesin refrigerasi harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu karakteristik tiap-tiap komponen serta bagaimana menjalankannya.
2.5.1        Persiapan Sebelum Mengoperasikan Mesin
       Adapun hal – hal yang di lakukan sebelum mengoperasikan mesin refrigerasi adalah:
a.       Memeriksa jumlah minyak pelumas melalui kaca penduga pada kompresor.
b.      Memeriksa instalasi tenaga listriknya ( voltage, arus, frequensi dan lainnya) pada panel kontrol yang terdapat di ruang mesin.
c.       Periksa ketegangan   V- belt bila memakai V-Belt dari motor listrik yang    menggerakkan kompresor.
d.  Memeriksa kondisi sekitar mesin refrigerasi seperti kekencangan      baut – baut dudukan kompresor  dan benda – benda yang membahayakan bila   mesin beroperasi.
2.5.2 Tindakan Pada Saat Mengoperasikan Mesin
         Beberapa langkah saat menjalankan mesin refrigerasi adalah:
a. Membuka semua katup (Stop Valve) yang bertekanan tinggi (Discharge Pressure) baik pada kompresor, kondensor maupun receiver.
b.  Menekan  tombol “ ON “ untuk men-start kompresor, kemudian membuka katup hisap pada kompresor dangan berlahan - lahan dan amati alat kontrol tekanan rendah (Low Pressure Control) dan kontrol tekan tinggi (High Pressure Control ) pada kontrol kompresornya.
c.   Menjalankan blower evaporator yang terdapat dalam ruang pendinginan ( Cold     Storage).
d   Membuka katup ekspansi secara perlahan – lahan agar terjadi proses ekspansi refrigeran pada evaporator.
e.       Menyesuaikan pembukaan katup (Stop Valve) yang terdapat pada tekanan rendah ( Low Pressure) dengan pembukaan katup ekspansi pada evaporator.
f.       Memperhatikan kerja mesin apabila kemungkinan terjadinya gangguan. Kalau  terjadi sesuatu gangguan maka dengan cepat dapat diidentifikasi, bila perlu hentikan kerja kompresor bila mana diperkirakan susah penanggulangannya
g.      Periksa kemungkinan terjadinya kebocoran  refrigeran pada sambungan atau pada katup- katup (Stop Valve)
h.      Memperhatikan kerja dari semua alat ukur yang memberikan identifikasi             kepada perwira mesin bahwa unit mesin refrigerasi bekerja dengan normal atau tidak normal.
i.        Mencatat semua  hal – hal yang terjadi pada saat jam jaga yang berkaitan dengan operasional mesin pada buku jurnal harian mesin.
2.5.3        Prosedur Mematikan Mesin
       Adapun  langkah – langkah yang harus diperhatikan dalam  prosedur  memaatikan mesin adalah sebagai berikut:
a.  Menutup katup keluaran (Stop Valve) receiver sehingga cairan refrigeran tidak masuk ke evaporator.
b.  Tutup katup hisap (Stop Valve ) tekanan rendah pada kompresor
c.  Mematikan kompresor dengan menekan tombol “OFF” , kemudian menutup  katup tekan (Discharge stop valve) pada kompresor.


2.5.4        Penjurnalan Mesin Refrigerasi Saat Beroperasi
       Kegiatan penjurnalan mesin sangat penting, karena dengan menganalisa hasil penjurnalan maka seorang ahli mesin dapat mengetahui terjadinya gangguan dan kerja mesin dengan cepat.
     Dalam penjurnalan operasi mesin refrigerasi dilakukan 4 jam sekali dan hal – hal yang perlu dicatat dalam penjurnalan antara lain:
  1.  Tekanan kerja kompresor (pemasukan, pengeluaran ) dan volume minyak pelumas.
        2.   Suhu uap hisap dan suhu uap mampat.
 3.   Suhu air pendingin yang masuk dan keluar dari kondensor.
4.  Suhu ruang pembekuan (freezer room) dan ruang penyimpanan beku   (Cold  Storage).
  5.   Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang perlu di lakukan.
   Tabel 1. Standar  Normal Kerja dari Mesin Refrigerasi
Bagian Mesin Refrigerasi
Komponen yang di periksa
Jenis Pemeriksaan
Standart Normal Saat Operasional





Kompresor


Minyak Pelumas

Volume
Minimal ½ dari indikator

Tekanan
Untuk R22 (1,2 -3,0) kg /cm2

Warna
Kuning Kecoklatan


Tek.Hisap (Suction)

Tekanan
Temperatur Penguapan + 5 0 C

Tek. Keluaran (Discharge)

Tekanan
Bertekanan antara 12,26 hingga 15,75 kg /cm2


Motor listrik Penggerak Kompresor

Sumber listrik
Tegangan listrik
Penyimpangan Voltage 5%
Arus Listrik
Tetap
Bantalan Kompresor
Kekencangan baut
Kekencangan Normal
Kumparan Motor lisrik

Temperatur

Panas ± 60o C
Oil Separator
Kondisi Tabung

Temperatur

Hangat


Kondensor


Air Pendingin

Masuk
Sesuai dengan suhu air laut

Keluar
Temperatur Air masuk + 40 C

Receiver

Gelas Penduga

Volume Refrigeran
Minimal 1/3 dari gelas penduga

Filter and dryer
Tabung filter and dryer

Temperature

Hangat

Katup ekspansi

Fisik
Suara
Mendesis rata

Bunga es
Saluran ke evaporator frost

Evaporator


Temperatur
- 25 hingga -12 0 C
Katup Solenoid
Fisik
Temperatur
Hangat

  Sumber:  Hartanto. (1994)



2.6   Manajemen Pengoperasian dan Perawatan Unit  Mesin Refrigerasi
Manajemen adalah suatu proses kegiatan mengelola unsur-unsur manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dengan menggunakan 5M ( Man, money, material, methods, Market ).  Adapun fungsi-fungsi manajemen ( Yayat, 2001 ) tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah membuat gambaran tindakan yang harus dikerjakan nantinya sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun perencanaan sebelum melakukan perawatan adalahsebagai berikut:
a)                  Apa penyebab kerusakan sehingga perlu perawatan.
b)                  Mengapa perlu perawatan.
c)                  Kapan, dimana, dan bagaimana perawatan tersebut dilakukan.
d)                 Siapa saja yang terlibat dalam perawatan.
2)      Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu pembagian tugas pekerjaan antar anggota dalam suatu kelompok.
3)      Penggerakan (Actuating)
penggerakan adalah kemampuan untuk menggerakkan bawahan yang telah dibagi tugasnya tersebut sehingga mereka melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. 


4)      Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu tindakan untuk mengontrol bawahan agar mereka dapat bekerja sesuai standart kerja atau hasil dari pekerjaan tersebut sesuai yang diharapkan.    

2.7 Perawatan Mesin Refrigerasi
       Perawatan adalah  tindakan pemeliharaan hingga perbaikan dengan tujuan memperpanjang usia pakai dari suatu mesin. Perwatan yang di lakukan pada  mesin pendingin disesuaikan dengan perlengkapan peralatannya, makin banyak peralatan yang dipakai maka makin  banyak hal yang dilakukan, selain itu peralatan harus dirawat sesuai dengan petunjuk perawatan.
       Adapun tahapan untuk perawatan unit mesin refrigerasi meliputi :

2.7.1  Perawatan Terencana
       Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang telah dijadwalkan bahkan merupakan kegiatan rutinan yang harus dikerjakan.
A.   Perawatan pencegahan
a.   Perawatan yang dikerjakan pada saat kapal beroperasi.
b.  Perawatan yang dikerjakan pada waktu kapal berhenti.
Contoh perawatan terencana:
1.      Perawatan Harian
1)      Periksa oli pelumas kompresor.
2)      Periksa tekanan minyak pelumas, Tekanan pengisapan (Suction), tekanan pengeluaran (Discharge).
3)      Periksa Frost pada evaporator.
2.      Perawatan Mingguan
a)      Periksa apakah mesn pendingin terdapat kebocoran atau tidak.
b)      Periksa apakah minyak pelumas terjadi kebocoran melalui penutup poros.
3.      Perawatan Bulanan
a)      Periksa kekencangan kopling motor listrik yang menggerakkan kompresor
b)      Periksa keselarasan  kopling kompresor dengan motornya.
c)      Periksa apakah ada udara luar yang masuk ke kompresor.
4.      Perawatan Enam Bulanan.
a)      Periksa bearing pada semua motor listrik.
b)      Periksa timbal anode pada kondensor dan bersihkan saluran air di dalamnya.
c)      Periksa kebocoran refrigeran melalui pipa kondensor.
d)     Periksa alat kontrol tekanan baik tekanan tinggi, rendah maupun minyak pelumas.
5.      Perawatan Tahunan
a)      Periksa dan bersihkan semua relay, Starter, kontaktor listrik.
b)      Bersihkan semua saluran air pendingin
c)      Ganti minyak pelumas kompresor.
d)     Bersihkan filter pelumas di dalam kompresor.
B.     Perbaikan
a.   Perawatan dengan reparasi kecil.
      Contohnya: penyetelan katup ekspansi,
b.  Perawatan reparasi besar ( Over Haul ).
Contohnya : mengganti ring piston kompresor, mengganti katup suction dan katup discharge.

2.7.2  Perawatan Tidak Terencana
          Perawatan tidak terencana adalah perawatan yang dilakukan yang tidak diketahui sebelumnya, sehingga perlu penanganan segera.
Contohnya : Filter and dryer tersumbat, tekanan minyak pelumas drop.



3 komentar:

  1. trimaksh...gan post''nya sangat membantu

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,

    (Tommy.k)

    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com

    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri

    BalasHapus